Laman

Selasa, 29 September 2015

Mempengaruhi Perilaku



PENGARUH




Apa sih yang pertama kali terbesit di benak Anda mendengar kata “pengaruh”? Apakah Anda sudah mengetahui artinya? Seringkali kita mendengar kata tersebut namun tidak mengetahui definisinya secara jelas. Agar dapat memahami dan mengerti definisi pengaruh, berikut ini akan dijelaskan mengenai pengertian dari kata “pengaruh” dari kamus bahasa indonesia. Selamat memperhatikan artikel di bawah ini.
-          Pengaruh  :  Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang
  ikut membentuk watak kepercayaan dan perbuatan seseorang.

-          Pengaruh  :  Daya yang ada atau timbul dari sesuatu, orang, benda 
  dan sebagainya yang berkuasa atau yang berkekuatan gaib dan 
  sebagainya.

-          Pengaruh  :  Suatu keadaan ada hubungan timbal balik, atau hubungan sebab 
  akibat antara apa yang mempengaruhi dengan apa yang di 
  pengaruhi.

-          Pengaruh  :  Daya yang bisa memicu sesuatu, menjadikan sesuatu berubah.

KUNCI-KUNCI PERUBAHAN PERILAKU
Setelah membaca definisi pengaruh, kita dapat melihat bahwa dari “pengaruh” tersebut dapat merubah tindakan atau perilaku individu atau kelompok. Perubahan perilaku dapat terjadi dikarenakan beberapa faktor. Dibawah ini akan dijelaskan perubahan perilaku berdasarkan teori-teori yang telah ada.
-          Teori S-O-R:
Perubahan perilaku didasari oleh: Stimulus – Organisme - Respons.
Perubahan perilaku terjadi dengan cara meningkatkan atau memperbanyak rangsangan (stimulus). Oleh sebab itu perubahan perilaku terjadi melalui proses pembelajaran (learning process). Prosesnya:
             a.       Adanya stimulus (rangsangan): Diterima atau ditolak.
             b.      Apabila diterima (adanya perhatian), mengerti (memahami) stimulus.
             c.       Subyek (organisme) mengolah stimulus dan hasilnya:
                          i.      Kesediaan untuk bertindak terhadap stimulus (attitude).
                        ii.      Bertindak (berperilaku) apabila ada dukungan fasilitas (practice).

-          Teori “Dissonance”: Festinger
Perilaku seseorang terjadi karena adanya keseimbangan antara sebab atau alasan dan akibat atau keputusan yang diambil (conssonance). Apabila terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat, maka dalam diri orang tersebut akan terjadi ketidak seimbangan (dissonance). Jika akhirnya stilmulus tersebut direspons positif maka terjadilah perilaku baru (hasil perubahan), dan akhirnya kembali terjadi keseimbangan lagi (conssonance).

Rumus perubahan perilakunya :  Terjadinya perubahan perilaku karena adanya perbedaan elemen kognitif yang seimbang dengan elemen tidak seimbang.

-          Teori fungsi: Katz
Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan. Oleh sebab itu stimulus atau obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang (subyek). Prinsip teorinya:
             a)      Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan subyek)
             b)      Perilaku merupakan pertahanan diri dalam menghadapi lingkungan (bila 
               hujan, panas)
             c)      Perilaku sebagai penerima obyek dan pemberi arti obyek (respons 
               terhadap gejala sosial)
            d)     Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dalam menjawab situasi 
              (marah, senang).

-          Teori “Driving forces”: Kurt Lewin
Perilaku adalah merupakan keseimbangan antara kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan penahan (restraining forces). Perubahan perilaku terjadi apabila ada ketidak seimbangan antara kedua kekuatan tersebut. Kemungkinan terjadinya perubahan - perubahan perilaku:
           a)      Kekuatan pendorong meningkat, kekuatanpenahan tetap.
           b)      Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan menurun.
           c)      Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.

Setelah dijelaskan di atas, maka pengaruh (baik dari luar maupun dari dalam) dapat mengakibatkan perubahan perilaku pada individu ataupun kelompok. Oleh sebab itu untuk mendapat perilaku yang baik, sebaiknya diberikan pengaruh-pengaruh yang baik pula. Tetapi sebelum memberikan pengaruh tersebut ada baiknya dilihat situasi dan kondisinya agar pengaruh yang diberikan tidak salah memberikan pengaruhnya. Dan pengaruh tersebut mendapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Sama halnya dalam menangani perilaku dalam suatu organisasi atau perusahaan.
Jika ingin mendapatkan perubahan perilaku yang baik, berilah pengaruh yang baik pula. Sehingga menghasilkan kemajuan perilaku yang baik. Hal ini dapat di terapkan pada suatu organisasi atau kelompok. Untuk memudahkan dalam mengatasi kesulitan dalam kinerja kelompok atau organisasinya.

Daftar Pustaka:
-          Anwar, Dessy. (2003). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Terbaru. 
       Surabaya: Amelia Surabaya.
-          Depdikbud. (1999). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
-          Partanto. (1994). Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola.
-          Maulana, Heri D. J. (2007). Promosi Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran 
       EGC.

Senin, 28 September 2015

Komunikasi




DEFINISI
Kalian pasti tidak asing lagi kan dengan kata “Komunikasi”. Apa sih pengertian komunikasi? Dibawah ini akan saya jabarkan pengertian komunikasi menurut para ahli. Selamat menyimak. Menurut:

1.      Carl I. Hovland
Komunikasi  :  Proses dimana individu / komunikator megoperkan stimulan biasanya dengan lambang-lambang bahasa (verbal maupun non-verbal) untuk mengubah tingkah laku orang lain.

2.      Theodorson dan Thedorson
Komunikasi  :  Penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol.

3.      Edwin Emery
Komunikasi  :  Seni menyampaikan informasi, ide dan sikap seseorang 
                         kepada orang lain.

4.      Delton E, Mc Farland
Komunikasi  :  Suatu proses interaksi yang mempunyai arti antar sesama 
                         manusia.

5.      William Albig
Komunikasi  :  Proses sosial, dalam arti pelemparan pesan / lambang yang mana mau tidak mau akan menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku manusia dan adat kebiasaan.

6.      Charles H. Cooley
Komunikasi  :  Suatu mekanisme suatu hubungan antarmanusia dilakukan dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu.

7.      A. Winnet
Komunikasi  :  Proses pengalihan suatu maksud dari sumber kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas, rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut.

8.      Karlfried Knapp
Komunikasi  :  Interaksi antarpribadi yang menggunakan sistem simbol lingustik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan nonverbal. Sistem ini dapat disosialisasikan secara langsung / tatap muka / melalui media lain (tulisan, oral, visual).


Banyak definisi komunikasi yang di ungkapkan para ahli. Selain para ahli diatas, para peneliti psikologi juga ikut mendefinisikan komunikasi.
1.      Hovland, Janis dan Kelly (para psikolog) mendefinisikan komunikasi sebagai:
“The process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the behavior of other individuals (the audience)” (1953:12).

2.      Dance (1967) mengartikan komunikasi dalam kerangka psikologi behaviorisme sebagai usaha “menimbulkan respon melalui lambang-lambang verbal”, ketika lambang-lambang verbal tersebut bertindak sebagai stimuli.

3.      Raymond S. Ross (1974) mendefinikan komunikasi sebagai:
“A transactional process involving cognitive sorting, selecting, and sharing of symbol in such a way as to help another elicit from his own experiences a meaning or responses similar to that intended by the source”.

4.      Kamus psikologi Dictionary of Behavioral Science, menyebutkan pengertian komunikasi: 

             a)     The transmission of energy change from one place to another as in 
                   the nervous system of transmission of sound waves. (Penyampaian 
                   perubahan energy dari satu tempat ke tempat yang lainnya 
                   seperti dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang-
                   gelombang suara).

            b)      (Communication theory). The process whereby system influences another 
                   system through regulating of the transmitted signal. ((Teori Komunikasi). 
                   Proses yang dilakukan satu sistem untuk mempengaruhi sistem yang 
                   lain melalui pengaturan signal-signal yang disampaikan).

DIMENSI-DIMENSI KOMUNIKASI
Dalam komunikasi terdapat dimensi-dimensi di dalamnya. Dimensi-dimensi tersebut meliputi:

·         Isi                 :  Apa yang dibicarakan dalam komunikasi antara satu orang 
dengan orang yang lain atau bahkan lebih.

·         Kebisingan   :  Tinggi rendahnya suara yang terdengar dalam melakukan 
  komunikasi.

·         Jaringan        :  Sejauh mana seseorang meluaskan informasinya dalam 
  melakukan komunikasi, ada komunikasi yang 
  bergantung pada jaringan satelit, media sosial.

·         Arah             :  Terdapat 2 arah dalam komunikasi yaitu
a.       Komunikasi 1 arah
Hanya ada satu orang yang berbicara, dengan cara menyampaikan infomasi untuk satu orang atau lebih. Contohnya promosi produk atau guru dikelas.
b.      Komunikasi 2 arah
Interaksi antara satu orang menyampaikan informasi untuk satu orang atau lebih, dan juga ikut berbicara sehingga terciptanya interaksi.

            Setelah mengetahui dan memahami penjelasan komunikasi diatas, kita mengetahui definisi komunikasi lebih luas dan dalam komunikasi pun terdapat dimensi-dimensinya. Dimensi tersebut tanpa kita sadari hal tersebut juga berlangsung saat kita melakukan komunikasi dengan orang lain. Contohnya:
Saat sedang menyampaikan informasi barang atau jasa. Dimensi isi, kebisingan, dan arah terdapat di dalamnya. Dimana dimensi isi itu berada dalam isi informasi, sedangkan kebisingan berada dalam tinggi rendahnya suara sehingga terdapat kejelasan dalam penyampaian informasi. Dan dalam contoh ini arah yang sedang di lakukan yaitu dengan komunikasi satu arah. Satu orang yang berbicara dengan menyampaikan informasi untuk satu orang atau lebih.

Daftar Pustaka: 
  • Suprapto, Tommy. (2009). Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi. Jakarta: MedPress (Anggota IKAPI). 
  • Muhammad, Arni. 2001. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara.
  •  Rakhmat, Jalaludin. (2003). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.