Wolpe (dalam Corey, 2007) mengungkapkan bahwa teknik
desensitisasi sitematis merupakan salah satu teknik perubahan perilaku yang
didasari oleh teori atau pendekatan behavioral klasikal. Perhatian
behavioral adalah pada perilaku yang nampak, sehingga terapi tingkah laku
mendasarkan diri pada penerapan teknik dan prosedur yang berakar pada teori
belajar yakni menerapkan prinsip-prinsip belajar secara sistematis dalam proses
perubahan perilaku menuju kearah yang lebih adaptif.
Menurut sejarah teknik desensitisasi sitematis, Corey (2005)
mengemukakan tentang latar belakang teknik ini melihat bahwa rasa takut
dipelajari lewat pengkondisian, demikian juga sebaliknya rasa takut dapat
dihilangkan lewat pusat pengkondisiannya. Desensitisasi sistematis
dikembangkan dalam tradisi behavioristik pada awal tahun 1950 oleh Joseph
Wolpe. Asumsi dasar teknik ini adalah respon ketakutan merupakan perilaku yang
dipelajari dan dapat dicegah dengan menggantikan aktivitas yang berlawanan
dengan respon ketakutan tersebut. Respon khusus yang dihambat oleh proses
perbaikan (treatment) ini adalah kecemasan-kecemasan atau perasaan takut yang
kurang beralasan; dan respon yang sering dijadikan pengganti atas kecemasan
tersebut adalah relaksasi atau penenangan. Prinsip dasar Desensitisasi
adalah memasukkan suatu respon yang bertentangan dengan kecemasan yaitu
relaksasi.
Pengertian
Desensitisasi
Desentisasi yaitu suatu cara untuk mengurangi rasa takut
atau cemas seorang anak dengan jalan memberikan rangsangan yang membuatnya
takut atau cemas sedikit demi sedikit rangsangan tersebut diberikan terus,
sampai anak tidak takut atau cemas lagi (Dalimunthe, 2009). Prosedur treatment
ini dilandasi oleh prinsip belajar counterconditioning,
yaitu respon yang tidak diinginkan digantikan dengan tingkah laku yang
diinginkan sebagai hasil latihan yang berulang-ulang. Teknis desentisisasi ini
sangat efektif untuk menghilangkan rasa takut atau fobia. Prinsip macam terapi
ini adalah memasukan suatu respon yang bertentangan dengan kecemasan yaitu
relaksasi. Pertama-tama subyek dilatih untuk relaksasi dalam, salah satu
caranya misalnya secara progresif merelaksasi berbagai otot, mulai dari otot
kaki, pergelangan kaki, kemudian keseluruhan tubuh, leher dan wajah. Pada tahap
selanjutnya ahli terapi membentuk hirarki situasi yang menimbulkan kecemasan
pada subyek dari situasi yang menghasilkan kecemasan paling kecil sampai
situasi yang paling menakutkan. Setelah itu subyek diminta relaks sambil
mengalami atau membayangkan tiap situasi dalam hirarki yang dimulai dari
situasi yang paling kecil menimbulkan kecemasan (Purnama, 2008).
Desentisisasi adalah salah satu tehnik yang paling luas di
gunakan dalam terapi tingkah laku. Desentisisasi sistematik di gunakan untuk
menghapus tingkah laku yng di perkuat secara negatif, dan ia menyertakan
pemunculan tingkah laku atau respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang
hendak di hapuskan itu. Dengan pengkondisian klasik, responrespon yang tidak di
kehendaki dapat di hilangkan secara bertahap (Marfiati, 2009).
Prosedur
Latihan Desensitisasi
Teknik desensitisasi dipergunakan terutama untuk mengatasi
rasa takut terhadap sesuatu, terutama yang mengalami phobia (takut yang
berlebihan atau tidak wajar). Teknik ini mengandung unsur-unsur untuk mengajar
bagaimana seseorang yang dihinggapi rasa takut terhadap sesuatu, yang
sebetulnya tidak perlu ditakuti, untuk dapat lebih berani menghadapi hal yang
ditakuti tadi. Teknik ini juga merupakan sesuatu counter conditioning (melawan
kondisi) untuk melawan rasa takut terhadap sesuatu.
Langkah-langkah Relaksasi
1. Tarik nafas dalam-dalam dan tahan
selama 10 detik kemudian lepaskan.
Biarkan lengan Anda dalam posisi di atas
paha atas lepas begitu saja.
2. Angkat tangan Anda kira-kira separuh
sofa (pada sandaran kursi) kemudian
bernafaslah secara normal. Letakkan tangan
Anda di atas sofa (kursi).
3. Sekarang pegang lengan Anda lalu
kepalkan dengan kuat. Rasakan
ketegangannya dalam hitungan sampai tiga dan pada
hitungan yang ketiga
letakkan tangan Anda. Satu…Dua…Tiga. Angkat tangan Anda,
kembali.
4. Angkat tangan Anda kembali, tekuk
jemari Anda ke belakang ke arah lain ( ke arah tubuh Anda ). Sekarang letakkan
tangan Anda dan tenanglah.
5. Angkat tangan Anda sekarang, letakkan
kemudian rileks.
6. Angkat tangan Anda sekali lagi, tapi
saat ini tepukkan tangan Anda dan rileks.
7. Angkat tangan Anda.
8. Naikkan tangan Anda di atas sofa dan
tegangkan otot bisep anda sampai
bergetar. Bernafaslah normal, lepaskan tangan
anda dan rileks
(perhatikan perasaan tenang dan rileks yang Anda rasakan).
9. Sekarang rentangkan lengan Anda dan
tegangkan otot bisep Anda. Yakinlah
bahwa Anda bernafas normal setelah itu
rileks.
10. Lengkungkan pundak anda ke belakang,
tahan dan yakinkan lengan anda rileks.
11. Bungkukkan pundak anda ke depan,
tahan dan yakinkan lengan anda rileks.
12. Putar kepala Anda ke kanan,
tegangkan leher anda lalu rileks dan kembali ke posisi pertama.
13. Putar kepala Anda ke kiri, tegangkan
leher anda lalu rileks dan kembali ke posisi pertama.
14. Bengkokkan kepala sedikit ke
belakang, tahan lalu kebali ke posisi semula.
15. Tunduk kepala ke bawah sampai hampir
menyentuh dagu menyentuh dada,
tahan kemudian rileks dan kembali ke posisi
semula.
16. Buka mulut Anda lebar-lebar kemudian
rileks.
17. Tegangkan bibirmu dengan cara
menutup mulut Anda kemudian rileks.
18. Letakkan lidah Anda pada
langit-langit mulut, tekan dengan keras biarkan
lidah Anda kembali ke posisi
semula dan rasakan perasaan tenang.
19. Letakan lidah Anda di bagian dasar
mulut, tekan ke bawah biarkan lidah
Anda kembali ke posisi semula dan rasakan perasaan tenang.
Anda kembali ke posisi semula dan rasakan perasaan tenang.
20. Duduklah di sebelah sana kemudian
rileks dan jangan memikirkan apapun.
21. Untuk mengontrol luapan emosi, Anda
dapat bernyayi dengan nada tinggi,
tidak terlalu keras! baiklah sekarang mulai
bernyayi, tahan pada nada tinggi
tersebut kemudian rilek.
22. Menyanyilah dengan nada sedang dan
buatlah pita suara Anda tegang kembali lulu biarkan rileks.
23. Menyanyilah dengan nada rendah dan
buatlah pita suara Anda tegang kembali kemudian rileks.
24. Sekarang pejamkan mata Anda
erat-erat lalu bernafaslah normal kemudian
rileks. (Perhatikan bagaimana
perasaan sakit Anda hilang ketika Anda rileks).
25. Biarkan mata Anda rileks dan biarkan
mulut Anda sedikit terbuka.
26. Buka mata Anda lebar-lebar, tahan
kemudian rilleks.
27. Kerutkan dahi Anda sebisa mungkin,
tahan kemudian rileks.
28. Tarik nafas dalam-dalam, tahan,
hembuskan keluar kemudian rileks
(perhatikan perasaan lapang saat kamu
menghembuskan nafasmu).
29. Bayangkan bahwa ada sebuah beban
berat menarik seluruh otot Anda
sehingga membuatnya lembek setelah itu rileks.
sehingga membuatnya lembek setelah itu rileks.
30. Tarik otot-otot perut bersamaan lalu
rileks.
31. Tegangkan otot-otot anda seolah-olah
Anda pegulat profesional. Buatlah otot perut anda mengeras kemudian rileks.
32. Keraskan otot pantat Anda, tahan
kemudian rileks.
33. Sekarang kita beralih ke bagian atas
dari tubuh Anda yang tegang kemudian rileks. Pertama otot-otot muka (Jeda…3-5
detik). Otot-otot tenggorokan. (Jeda …. 3-5 detik) daerah leher. (Jeda ….3-5
detik) bagian pundak. (Jeda..) Lengan dan jari. 34. Pertahankan keadaan rileks
ini, angkat kedua kaki Anda (kira-kira membentuk sudut 45) kemudian rileks.
34. Tekuk kaki bagian belakang sehingga
ujung jari kaki mengarah ke muka Anda. Rileks
35. Tekuk kaki Anda ke arah lain dari
tubuh anda tidak terlalu jauh rasakan
ketegangannya, kemudian rileks.
36. Rileks! (Jeda). Sekarang lengkungkan
jari kakimu bersamaan sekuat mungkin, kemudian rileks. (Tenanglah sekitar 30
detik).
37. Prosedur relaksasi formal ini telah
lengkap. Sekarang perhatikan tubuh anda dari ujung kaki sampai kepala bahwa
setiap otot dalam keadaan rileks. (Sebutlah satu persatu!). Pertama jari-jari
kaki,… kaki,… Pantat,…. Perut,… Pundak,… Leher,… Mata,… dan terakhir dahi.
Semua harus dalam kadaan rileks. (tenang selama 10 detik). Berbaringlah di
tempat lain dan rasakan perasaan tenang, perhatikan kehangatan dari relaksasi
tersebut. Pertahankan keadaan tersebut satu menit lagi, kemudian hitung sampai
lima. Ketika sampai lima, bukalah mata dan rasakaan perasaan segar dan tenang.
(tenang sekitar satu menit). Ulangi prosedur ini beberapa kali sampai akhirnya
Anda benar-benar merasakan perasaan yang sangat tenang.
Langkah-Langkah
Pelaksanaan Desensitisasi
1. Menjelaskan apa dan mengapa teknik
desensitisasi diberikan pada klien,
dengan maksud agar klien yakin teknik ini
dapat membantu menghilangkan
ketakutannya.
ketakutannya.
2. Melakukan latihan penenangan agar
klien benar-benar dalam kondisi rileks.
3. Konselor menganalisis
kejadian-kejadian yang bersangkut paut dengan
keadaan yang menjadikan klien
terlalu sensitif terhadap sesuatu, kemudian
konselor melakukan hal-hal sebagai
berikut:
a.
Konselor
membantu menulis beberapa macam kalimat berkenaan dengan rasa takut klien pada sesuatu dalam dalam bentuk daftar.
b.
Menyusun
dan melengkapi daftar tersebut bersama klien.
c.
Membantu
klien mengurut jenjangkan daftar tersebut dari yang paling
kurang ditakuti
sampai kepada yang sangat ditakuti.
4. Menyelenggarakan desensitisasi dengan
cara sebagai berikut:
a.
Klien
disuruh duduk dengan rileks.
b.
Klien
diminta memejamkan mata.
c.
Klien
mengikuti instruksi-instruksi konselor.
5. Melakukan evaluasi, untuk mengetahui
apakah klien benar-benar sudah dapat
mengikuti latihan untuk urut jenjang
berikutnya
6. Tindak lanjut: Tindak lanjut dapat
dilakukan dengan mengulangi kembali
urut jenjang sama bila klien masih takut
atau dapat melanjutkan ke urut
jenjang berikutnya.
Daftar Pustaka:
-
Corey,
Gerald. 2007. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi.
Bandung:
Refika Aditama
-
Corey,
Gerald. 2005. Theory and Practice of
Counseling & Psychotherapy.
7th ed. Belmont: Thomson Brooks
/ Cole.