Laman

Sabtu, 21 Maret 2015

Psikoterapi 3





Perbedaan Psikoterapi dan Konseling
Dalam artikel sebelumnya telah di bahas sedikit tentang perbedaan psikoterapi dan konseling. Dalam artikel ini saya akan menjelaskan kembali perbedaan psikoterapi dan konseling. Konseling merupakan proses membantu seseorang untuk belajar menyelesaikan masalah interpersonal, emosional dan memutuskan hal tertentu. Percakapannya merupakan percakapan dua arah. Tujuannya membantu klien mengenal dirinya, memahami permasalahannya, melihat peluang dan mencari alternatif penyelesaiannya. Sedangkan psikoterapi, interaksi sistematis klinis dan terapis dengan memanfaatkan prinsip psikologis untuk melakukan perubahan pikiran, perasaan, dan perilaku klien dengan tujuan membantu klien mengatasi perilaku abnormal dan memecahkan masalah. Dibawah ini tabel perbedaan konseling dan psikoterapi yang disimpulkan oleh Pallone (1977) dan Pattersone (1973) Dikutip oleh Thompson dan Rudolph (1983).
Konseling untuk
Psikoterapi untuk
Klien
Pasien
Gangguan yang kurang serius
Gangguan yang serius
Masalah: Jabatan, Pendidikan
Masalah kepribadian dan pengambilan keputusan
Berhubungan dengan pencegahan
Berhubungan dengan penyembuhan
Lingkungan pendidikan dan non medis
Lingkungan medis
Berhubungan dengan kesadaran
Berhubungan dengan ketidaksadaran
Metode pendidikan
Metode penyembuhan

Persentase waktu yang digunakan oleh konselor & psikoterapis dalam aktivitas profesionalnya :

Proses

Konseling (%)

Psikoterapi (%)

listening
20
60
Questioning
15
10
Evaluating
5
5
Interpreting
1
3
Supporting
5
10
Explaining
15
5
Informing
20
3
Advising
10
3
Ordering
9
1

Mental Illenes
-        Biological
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kurangnya insulin.

-        Psychological
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional peuh stres yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.   

-        Sociological
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatar belakangkan kondisi sosio-budaya tertentu.

-        Philosophic
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri sesorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar filsafatnya tetap ada, yakni menghargai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.

Bentuk-bentuk Terapi
-        Terapi Supportive
Suatu bentuk terapi alternatif untuk menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan psikisnya. Terapi suportif menawarkan dukungan kepada pasien oleh seorang tokoh yang berkuasa selama periode penyakit, kekacauan atau dekompensasi sementara. Pendekatan ini untuk memulihkan dan memperkuat pertahanan pasien dan mengintegrasikan kapasitas yang telah terganggu. Caranya dengan memberikan suatu periode penerimaan dan ketergantungan bagi pasien yang membutuhkan bantuan untuk menghadapi rasa bersalah, malu dan kecemasan dan dalam menghadapi frustasi atau tekanan eksternal yang mungkin terlalu kuat untuk dihadapi. Syarat pemberian terapi yaitu gangguan bersifat sedang dan kepribadian premorbid pasien yang kuat disertai dengan adanya pemulihan diri yang kuat.

-         Terapi Reeducative
Untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri, memodifikasi tujuan dan membangkitkan serta mempergunakan potensi-potensi kreatif yang ada.

-         Terapi Rekonstruktif
Yakni menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa daripada transfersi. Terapi ini untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya di alam tak sadar, dengan usaha untuk mendapatkan perubahan yang luar daripada struktur kepribadian dan pengluasan pertumbuhan kepribadian dengan pengembangan potensi penyesuaian diri yang baru. 

Daftar Pustaka:
-          Markam, Sumarmo,. dan Suprapti, Slamet I.S. (2003). Pengantar psikologi klinis
            Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
-          Gunarsa, Singgih D. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.
-          Andi. 2008. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
-          Chaplin, J. P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Psikoterapi 2

                     



Perbedaan Psikoterapi dan Konseling
Dalam literatur, terdapat perdebatan tentang perbedaan psikoterapi dan konseling. Untuk beberapa orang, psikoterapi terlihat “lebih mendalam” dan “lebih berjangka panjang”. Dibawah ini, beberapa jawaban responden bila ditanya mengenai perbedaan psikoterapi dan konseling.
a.     Psikoterapi secara spesifik diterapkan terhadap penyakit klinis atau mental karena sangat berlawanan dengan penyakit yang banyak terjadi di masyarakat. Psikoterapi dilakukan oleh psikoterapis (berlawanan dengan konselor) yang merupakan seorang terapis umum atau terapis yang berkualitas sedangkan konseling dapat dilakukan oleh semua orang, mulai dari pemuka agama sampai konselor profesional.
b.    Saya menduga bahwa konseling bersifat jauh lebih praktis. Setiap hari, cenderung kearah pemecahan masalah berdasarkan pada masalah disini dan saat ini. Sedangkan psikoterapi, bagi saya membangkitkan ide-ide yang berhubungan dengan psikologi Freudian yang mungkin menggunakan jenis kerangka kerja yang sangat khusus.
c.     Saya melihat konseling sebagai sesuatu yang lebih terfokus, lebih spesifik, dan lebih berorientasi pada situasi, dan saya melihat psikoterapi sebagai suatu pandangan yang jauh lebih global tentang kehidupan seseorang, berupaya membuat suatu perubahan yang dapat memengaruhi seluruh kehidupan seseorang atau berupaya membuat perubahan dalam kepribadian seseorang. Saya melihat psikoterapi merupakan suatu eksplorasi kehidupan seseorang dengan tingkatan yang jauh lebih dalam meliputi membentuk daya tilik berdasarkan eksplorasi perkembangan awal, pengaruh orang tua dan hal-hal yang dapat muncul pada konseling. Dalam konseling, mereka lebih dibawa untuk memahami situasi tertentu daripada memahami diri klien sendiri.

Seorang responden memiliki pengalaman pribadi tentang konseling dan psikoterapi. Ia membuat sedikit perbedaan diantara keduanya:
“Saya telah mendapat psikoterapi dan konseling sebagai bagian dari pelatihan saya yang berkelanjutan. Saya tidak dapat mengatakan ada banyak perbedaan. Beberapa pandangan psikoterapi sinonim dengan psikoanalisis, tetapi saya merasa sulit membuat hubungan antara keduanya. Konseling tidak sedalam psikoterapi. Psikoterapi merupakan sekelumit status tentang sesuatu. Tidak ada orang yang benar-benar tahu, kecuali jika anda adalah seorang ahli terapis psikodinamik, maka anda akan tahu ! Tetapi ada psikoterapi model lain, analisis transaksional dan sebagainya, saya tidak begitu tahu, perbedaan masih tidak jelas”.

Pendekatan Terhadap Mental Illeness
Sebelum membahas pendekatan dalam psikoterapi, saya akan sedikit membahas apa itu mental illenes? Mental Illness (gangguan jiwa) adalah kesulitan yang harus dihadapi orang karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan karena peersepsinya tentang kehidupan dan sikapnya terhadap dirinya sendiri-sendiri (Djamaludin, 2001). Mental illness adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive), kemauan (volition), emosi (affective), tindakan (psychomotor) (Yosep, 2007). Dalam ilmu psikologi, ada banyak metode yang bisa digunakan untuk terapi. Semua metode merupakan hasil pemikiran dan penelitian para pakar psikologi dari berbagai penjuru dunia. Sekian banyak metode psikoterapi, bisa dikategorikan dalam lima pendekatan, yaitu:
1.      Psychoanalysis & Psychodynamic
Lebih fokus pada mengubah masalah perilaku, perasaan dan pikiran dengan cara memahami akar masalah yang biasanya tersembunyi di pikiran bawah sadar. Psychodynamic (Psikodinamik) pertama kali diciptakan oleh Sigmund Feud (1856-1939), seorang neurologist dari Austria. Teori dan praktek psikodinamik sekarang ini sudah dikembangkan dan dimodifikasi sedemikian rupa oleh para murid dan pengikut Freud guna mendapatkan hasil yang lebih efektif. Tujuan dari metode psikoanalisis dan psikodinamik adalah agar klien bisa menyadari apa yang sebelumnya tidak disadarinya. Gangguan psikologis mencerminkan adanya masalah di bawah sadar yang belum terselesaikan. Untuk itu, klien perlu menggali bawah sadarnya untuk mendapatkan solusi.
Dengan memahami masalah yang dialami, maka seseorang bisa mengatasi segala masalahnya melalui “insight” (pemahaman pribadi). Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan psikodinamik adalah: Ego State Therapy, Part Therapy, Trance Psychotherapy, Free Association, Dream Analysis, Automatic Writing, Ventilation, Catharsis dan lain sebagainya.

2.      Behavior Therapy
Pendekatan terapi perilaku (behavior therapy) berfokus pada hukum pembelajaran. Bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh proses belajar sepanjang hidup. Tokoh yang melahirkan behavior therapy adalah Ivan Pavlov yang menemukan “classical conditioning” atau “associative learning”. Inti dari pendekatan behavior therapy adalah manusia bertindak secara otomatis karena membentuk asosiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi). Misalnya pada kasus fobia ular, penderita fobia mengasosiasikan ular sebagai sumber kecemasan dan ketakutan karena waktu kecil dia penah melihat orang yang ketakutan terhadap ular.
Dalam hal ini, penderita telah belajar bahwa “ketika saya melihat ular maka respon saya adalah perilaku ketakutan”. Tokoh lain dalam pendekatan Behavior Therapy adalah E. L. Thorndike yang mengemukakan konsep operant conditioning, yaitu konsep bahwa seseorang melakukan sesuatu karena berharap hadiah dan menghindari hukuman. Berbagai metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan behavior therapy adalah Exposure and Respon Prevention (ERP), Systematic Desensitization, Behavior Modification, Flooding, Operant Conditioning, Observational Learning, Contingency Management, Matching Law, Habit Reversal Training (HRT) dan lain sebagainya.

3.      Cognitive Therapy
Terapi Kognitif (Cognitive Therapy) punya konsep bahwa perilaku manusia itu dipengaruhi oleh pikirannya. Oleh karena itu, pendekatan Cognitive Therapy lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa mengubah perilaku. Pandangan Cognitive Therapy adalah bahwa disfungsi pikiran menyebabkan disfungsi perasaan dan disfungsi perilaku. Tokoh besar dalam cognitive therapy antara lain Albert Ellis dan Aaron Beck.
Tujuan utama dalam pendekatan cognitive adalah mengubah pola pikir dengan cara meningkatkan kesadaran dan berpikir rasional. Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan Cognitive adalah Collaborative Empiricism, Guided Discovery, Socratic Questioning, Neurolinguistic Programming, Rational Emotive Therapy (RET), Cognitive Shifting. Cognitive Analytic Therapy (CAT) dan sebagainya.

4.      Humanistic Therapy
Pendekatan Humanistic Therapy menganggap bahwa setiap manusia itu unik dan setiap manusia sebenarnya mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Setiap manusia dengan keunikannya bebas menentukan pilihan hidupnya sendiri. Oleh karena itu, dalam terapi humanistik, seorang psikoterapis berperan sebagai fasilitator perubahan saja, bukan mengarahkan perubahan. Psikoterapis tidak mencoba untuk mempengaruhi klien, melainkan memberi kesempatan klien untuk memunculkan kesadaran dan berubah atas dasar kesadarannya sendiri. Metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan humanistik adalah Gestalt Therapy, Client Cantered Psychotherapy, Depth Therapy, Sensitivity Training, Family Therapies, Transpersonal Psychotherapy dan Existential Psychotherapy.

5.      Integrative / Holistic Therapy
Seorang klien mengalami komplikasi gangguan psikologis yang mana tidak cukup bila ditangani dengan satu metode psikoterapi saja. Oleh karena itu, menggunakan beberapa metode psikoterapi dan beberapa pendekatan sekaligus untuk membantu klien. Hal ini disebut Integrative Therapy atau Holistic Therapy, yaitu suatu psikoterapi gabungan yang bertujuan untuk menyembuhkan mental seseorang secara keseluruhan.

Bentuk Utama Terapi
Menurut Atkinson, terdapat enam bentuk utama psikoterapi yang digunakan oleh para psikiater atau psikolog, antara lain:
a)      Teknik Terapi Psikoanalisa
Bahwa di dalam tiap-tiap individu terdapat kekuatan yang saling berlawanan yang menyebabkan konflik internal tidak terhindarkan. Konflik ini mempunyai pengaruh kuat pada perkembangan kepribadian individu, sehingga menimbulkan stres dalam kehidupan. Teknik ini menekankan fungsi pemecahan masalah dari ego yang berlawanan dengan impuls seksual dan agresif dari id. Model ini banyak dikembangkan dalam Psiko-analisis Freud. Menurutnya, paling tidak terdapat lima macam teknik penyembuhan penyakit mental, yaitu dengan mempelajari otobiografi, hipnotis, chatarsis, asosiasi bebas, dan analisa mimpi. Teknik freud ini selanjutnya disempurnakan oleh Jung dengan teknik terapi Psikodinamik.

b)      Teknik Terapi Perilaku
Teknik ini menggunakan prinsip belajar untuk memodifikasi perilaku individu, antara lain desensitisasi, sistematik, flooding, penguatan sistematis, pemodelan, pengulangan perilaku yang pantas dan regulasi diri perilaku.

c)      Teknik Terapi Kognitif Perilaku
Teknik modifikasi perilaku individu dan mengubah keyakinan maladatif. Terapis membantu individu mengganti interpretasi yang irasional terhadap suatu peristiwa dengan interpretasi yang lebih realistik.

d)      Teknik Terapi Humanistik
Teknik dengan pendekatan fenomenologi kepribadian yang membantu individu menyadari diri sesunguhnya dan memecahkan masalah mereka dengan intervensi terapis yang minimal (client-centered-therapy). Gangguan psikologis diduga timbul jika proses pertumbuhan potensi dan aktualisasi diri terhalang oleh situasi atau orang lain.

e)      Teknik Terapi Eklektik atau Integratif
Memilih teknik terapi yang paling tepat untuk klien tertentu. Terapis mengkhususkan diri dalam masalah spesifik, seperti alkoholisme, disfungsi seksual, dan depresi.

f)       Teknik Terapi Kelompok dan Keluarga
Terapi kelompok adalah teknik yang memberikan kesempatan bagi individu untuk menggali sikap dan perilakunya dalam interaksi dengan orang lain yang memiliki masalah serupa. Sedang terapi keluarga adalah bentuk terapi khusus yang membantu pasangan suami-istri, atau hubungan arang tua-anak, untuk mempelajari cara yang lebih efektif, untuk berhubungan satu sama lain dan untuk menangani berbagai masalahnya.

Daftar Pustaka:
-           Marison, Paul., and Philip Burnard. 2002. Caring & Communicating Hubungan 
            Interpersonal Dalam Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
-          Semiun, Yustinus. 2006. Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud
          Yogyakarta: Kanisius.
-          Mappiare, Andi. 1992. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT Raja Grafindo.