Sahabat blog..
Ada yang tau apa itu kematangan emosi? Apa aja sih ciri-ciri seseorang yang secara emosional matang? Untuk mengetahuinya silahkan membaca sahabat blog ☺
Kematangan Emosi…
Menurut Sartre (2002), kematangan emosi adalah keadaan seseorang yang tidak cepat terganggu rangsang yang
bersifat emosional, baik dari dalam maupun luar dirinya, dengan itu membuat individu dapat bertindak dengan tepat dan wajar sesuai dengan
situasi dan kondisi.
Sedangkan menurut Yusuf (2005), kematangan emosi yaitu kemampuan individu
untuk bersikap toleran, merasa nyaman, mempunyai kontrol diri sendiri, perasaan
mau menerima dirinya
sendiri dan orang lain serta mampu menyatakan emosinya secara konstruktif dan
keatif.
Kematangan emosi (emotional maturity) adalah satu keadaan atau kondisi mencapai
tingkat kedewasaan dari perkembangan emosi dan karena itu pribadi yang bersangkutan tidak lagi
menampilkan pola emosional yang pantas bagi anak-anak (Chaplin, 2009). Young dalam
bukunya Emotion in Man and Animal menjelaskan bahwa kematangan emosi merupakan kemampuan seseorang dalam
mengontrol dan mengendalikan emosinya (Kusumawanta, 2009).
Selanjutnya menurut Asih dan Pratiwi (2010), kematangan emosi merupakan kemampuan dan kesanggupan siswa untuk
memberikan tanggapan emosi dengan baik dalam menghadapi tantangan hidup yang
ringan dan berat, serta mampu menyelesaikan, mampu mengendalikan luapan emosi dan mampu
mengantisipasi situasi yang dihadapi.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi adalah kemampuan individu
untuk mengontrol dirinya,
mengendalikan emosinya, dan bersikap bijaksana dalam menghadapi
situasi-situasi yang rumit, sehingga tidak lagi menampilkan pola emosional seperti anak-anak.
Di dalam
kematangan emosi terdapat beberapa aspek diantaranya..
Menurut Murray (dalam Nashukah & Darmawanti, 2013) aspek-aspek kematangan emosi remaja antara lain:
a.
Pemberian dan
penerimaan cinta
Mampu mengekspresikan cintanya sebagaimana remaja dapat menerima cinta
dan kasih sayang dari orang-orang yang mencintainya.
b.
Pengendalian
emosi
Dapat menggunakan amarahnya sebagai sumber energi untuk meningkatkan
usahanya dalam
mencari solusi.
c.
Toleransi
terhadap frustrasi
Ketika hal yang diinginkan tidak berjalan sesuai dengan keinginan,
individu dapat mempertimbangkan untuk menggunakan cara atau pendekatan lain.
d.
Kemampuan
mengatasi ketegangan
Dengan pemahaman yang baik dan kemampuannya untuk memperoleh apa yang diinginkannya,
individu dapat mengatasi ketegangan.
Soedarsono (dalam Zulaikhah, 2015) mengemukakan lima aspek kematangan
emosi, antara lain:
a.
Kontrol emosi
Mampu mengontrol emosi
dengan baik walaupun dalam keadaan marah.
b.
Realistis
Mampu berpikir realistis
dan mampu menerima keadaan atau kenyataan diri sendiri dan orang lain, baik itu
kelebihan atau kekurangan yang dimiliki.
c.
Tidak impulsif
Mampu untuk merespon
stimulus yang diterima dengan cara berpikir serta mampu mengatur pikirannya
dengan baik untuk memberikan tanggapan terhadap stimulus yang mengenainya.
d.
Bersikap
objektif dan mempunyai toleransi
e.
Tanggung jawab
dan ketahanan menghadapi tekanan
Ciri-ciri Kematangan Emosi
Menurut Rifai (2007) seseorang yang secara
emosional matang, menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Berusaha menahan diri, tidak
emosional dalam
menanggapi sesuatu masalah yang dihadapinya.
b.
Berusaha
mengenal perasaan-perasaan dirinya dan mensensor perkataannya sebelum
mengemukakan perasaannya, kalau pendapat dan perasaannya dapat menyakiti
seseorang. Dengan cara ini, ia belajar menguasai skill atau keterampilan di dalam menyatakan perasaannya.
c.
Dapat
menyatakan perasaan dengan cara yang kontruktif, menyatakan kekecewaan dengan
bijaksana.
d.
Dengan keadaan
beban perasaan berat, tidak menuduh perasaan-perasaan untuk menghancurkan
hidupnya atau dirinya, tetapi ia berusaha mengatasi perasaannya secara bijaksana dan kreatif.
Jersild (dalam Asih & Pratiwi, 2013) menjelaskan ciri-ciri individu
yang memiliki kematangan emosi, antara lain:
a.
Penerimaan diri
yang baik
Individu yang memiliki
kematangan emosi akan dapat menerima kondisi fisik maupun psikisnya, baik secara
pribadi maupun secara sosial.
b.
Kemampuan mengontrol emosi
Dorongan yang muncul dalam
diri individu untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai yang
berlaku akan dapat dikendalikan dan diorganisasikan ke arah yang baik.
c.
Objektif
Individu memandang kejadian
berdasarkan dunia orang lain dan tidak hanya dari sudut pandang pribadi.
Daftar Pustaka:
Asih, G. Y., & Pratiwi, M. M. S. (2010). Perilaku prososial ditinjau
dari empati dan kematangan sosial. Jurnal Psikologi Universitas Muria Kudus, 1, 33-42.
Chaplin, J. P. (2009). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kusumawanta, D.G.B. (2009). Imam diambang batas. Yogyakarta: Kanisius.
Nashukah, F., & Darmawanti, I. (2013). Perbedaan kematangan emosi remaja ditinjau dari
struktur keluarga. Jurnal Psikologi: Teori dan terapan, 3, 93-102.
Rifai, M. S. S. (2007). Ilmu dan aplikasi pendidikan-bagian 4 pendidikan lintas bidang. Bandung: PT. Imperial Bhakti Utama.
Sartre, J. P. (2002). Pengantar teori emosi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Yusuf, S. (2005). Mengenal perkembangan anak sampai usia lanjut. Jakarta: Rajawali Press.
Zulaikhah, S. (2015). Hubungan kematangan emosi dan kemampuan bekerjasama
pada mahasiswa mahasiswi kuliah kerja nyata alternatif tahap II Unnes 2015. Skripsi (Tidak diterbitkan). Semarang:
Universitas Negeri Semarang.