Laman

Minggu, 29 Januari 2017

Kematangan Emosi



Sahabat blog..
Ada yang tau apa itu kematangan emosi? Apa aja sih ciri-ciri seseorang yang secara emosional matang? Untuk mengetahuinya silahkan membaca sahabat blog

Kematangan Emosi
Menurut Sartre (2002), kematangan emosi adalah keadaan seseorang yang tidak cepat terganggu rangsang yang bersifat emosional, baik dari dalam maupun luar dirinya, dengan itu membuat individu dapat bertindak dengan tepat dan wajar sesuai dengan situasi dan kondisi. Sedangkan menurut Yusuf (2005), kematangan emosi yaitu kemampuan individu untuk bersikap toleran, merasa nyaman, mempunyai kontrol diri sendiri, perasaan mau menerima dirinya sendiri dan orang lain serta mampu menyatakan emosinya secara konstruktif dan keatif.
Kematangan emosi (emotional maturity) adalah satu keadaan atau kondisi mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosi dan karena itu pribadi yang bersangkutan tidak lagi menampilkan pola emosional yang pantas bagi anak-anak (Chaplin, 2009). Young dalam bukunya Emotion in Man and Animal menjelaskan bahwa kematangan emosi merupakan kemampuan seseorang dalam mengontrol dan mengendalikan emosinya (Kusumawanta, 2009).
Selanjutnya menurut Asih dan Pratiwi (2010), kematangan emosi merupakan kemampuan dan kesanggupan siswa untuk memberikan tanggapan emosi dengan baik dalam menghadapi tantangan hidup yang ringan dan berat, serta mampu menyelesaikan, mampu mengendalikan luapan emosi dan mampu mengantisipasi situasi yang dihadapi.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi adalah kemampuan individu untuk mengontrol dirinya, mengendalikan emosinya, dan bersikap bijaksana dalam menghadapi situasi-situasi yang rumit, sehingga tidak lagi menampilkan pola emosional seperti anak-anak.

Di dalam kematangan emosi terdapat beberapa aspek diantaranya..
Menurut Murray (dalam Nashukah & Darmawanti, 2013) aspek-aspek kematangan emosi remaja antara lain:
a.       Pemberian dan penerimaan cinta
Mampu mengekspresikan cintanya sebagaimana remaja dapat menerima cinta dan kasih sayang dari orang-orang yang mencintainya.
b.      Pengendalian emosi
Dapat menggunakan amarahnya sebagai sumber energi untuk meningkatkan usahanya dalam mencari solusi.
c.       Toleransi terhadap frustrasi
Ketika hal yang diinginkan tidak berjalan sesuai dengan keinginan, individu dapat mempertimbangkan untuk menggunakan cara atau pendekatan lain.
d.      Kemampuan mengatasi ketegangan
Dengan pemahaman yang baik dan kemampuannya untuk memperoleh apa yang diinginkannya, individu dapat mengatasi ketegangan.
Soedarsono (dalam Zulaikhah, 2015) mengemukakan lima aspek kematangan emosi, antara lain:
a.       Kontrol emosi
Mampu mengontrol emosi dengan baik walaupun dalam keadaan marah.
b.      Realistis
Mampu berpikir realistis dan mampu menerima keadaan atau kenyataan diri sendiri dan orang lain, baik itu kelebihan atau kekurangan yang dimiliki.
c.       Tidak impulsif
Mampu untuk merespon stimulus yang diterima dengan cara berpikir serta mampu mengatur pikirannya dengan baik untuk memberikan tanggapan terhadap stimulus yang mengenainya.
d.      Bersikap objektif dan mempunyai toleransi
e.       Tanggung jawab dan ketahanan menghadapi tekanan

Ciri-ciri Kematangan Emosi
Menurut Rifai (2007) seseorang yang secara emosional matang, menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Berusaha menahan diri, tidak emosional dalam menanggapi sesuatu masalah yang dihadapinya.
b.      Berusaha mengenal perasaan-perasaan dirinya dan mensensor perkataannya sebelum mengemukakan perasaannya, kalau pendapat dan perasaannya dapat menyakiti seseorang. Dengan cara ini, ia belajar menguasai skill atau keterampilan di dalam menyatakan perasaannya.
c.       Dapat menyatakan perasaan dengan cara yang kontruktif, menyatakan kekecewaan dengan bijaksana.
d.      Dengan keadaan beban perasaan berat, tidak menuduh perasaan-perasaan untuk menghancurkan hidupnya atau dirinya, tetapi ia berusaha mengatasi perasaannya secara bijaksana dan kreatif.
Jersild (dalam Asih & Pratiwi, 2013) menjelaskan ciri-ciri individu yang memiliki kematangan emosi, antara lain:
a.       Penerimaan diri yang baik
Individu yang memiliki kematangan emosi akan dapat menerima kondisi fisik maupun psikisnya, baik secara pribadi maupun secara sosial.
b.      Kemampuan mengontrol emosi
Dorongan yang muncul dalam diri individu untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku akan dapat dikendalikan dan diorganisasikan ke arah yang baik.
c.       Objektif
Individu memandang kejadian berdasarkan dunia orang lain dan tidak hanya dari sudut pandang pribadi.

Daftar Pustaka:
Asih, G. Y., & Pratiwi, M. M. S. (2010). Perilaku prososial ditinjau dari empati dan kematangan sosial. Jurnal Psikologi Universitas Muria Kudus, 1, 33-42.

Chaplin, J. P. (2009). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kusumawanta, D.G.B. (2009). Imam diambang batas. Yogyakarta: Kanisius.

Nashukah, F., & Darmawanti, I. (2013). Perbedaan kematangan emosi remaja ditinjau dari struktur keluarga. Jurnal Psikologi: Teori dan terapan, 3, 93-102.

Rifai, M. S. S. (2007). Ilmu dan aplikasi pendidikan-bagian 4 pendidikan lintas bidang. Bandung: PT. Imperial Bhakti Utama.

Sartre, J. P. (2002). Pengantar teori emosi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yusuf, S. (2005). Mengenal perkembangan anak sampai usia lanjut. Jakarta: Rajawali Press.

Zulaikhah, S. (2015). Hubungan kematangan emosi dan kemampuan bekerjasama pada mahasiswa mahasiswi kuliah kerja nyata alternatif tahap II Unnes 2015. Skripsi (Tidak diterbitkan). Semarang: Universitas Negeri Semarang.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar