Perbedaan Psikoterapi dan
Konseling
Dalam
literatur, terdapat perdebatan tentang perbedaan psikoterapi dan konseling.
Untuk beberapa orang, psikoterapi terlihat “lebih mendalam” dan “lebih
berjangka panjang”. Dibawah ini, beberapa jawaban responden bila ditanya
mengenai perbedaan psikoterapi dan konseling.
a. Psikoterapi
secara spesifik diterapkan terhadap penyakit klinis atau mental karena sangat
berlawanan dengan penyakit yang banyak terjadi di masyarakat. Psikoterapi
dilakukan oleh psikoterapis (berlawanan dengan konselor) yang merupakan seorang
terapis umum atau terapis yang berkualitas sedangkan konseling dapat dilakukan
oleh semua orang, mulai dari pemuka agama sampai konselor profesional.
b. Saya
menduga bahwa konseling bersifat jauh lebih praktis. Setiap hari, cenderung
kearah pemecahan masalah berdasarkan pada masalah disini dan saat ini.
Sedangkan psikoterapi, bagi saya membangkitkan ide-ide yang berhubungan dengan
psikologi Freudian yang mungkin menggunakan jenis kerangka kerja yang sangat khusus.
c. Saya
melihat konseling sebagai sesuatu yang lebih terfokus, lebih spesifik, dan
lebih berorientasi pada situasi, dan saya melihat psikoterapi sebagai suatu
pandangan yang jauh lebih global tentang kehidupan seseorang, berupaya membuat
suatu perubahan yang dapat memengaruhi seluruh kehidupan seseorang atau
berupaya membuat perubahan dalam kepribadian seseorang. Saya melihat
psikoterapi merupakan suatu eksplorasi kehidupan seseorang dengan tingkatan
yang jauh lebih dalam meliputi membentuk daya tilik berdasarkan eksplorasi
perkembangan awal, pengaruh orang tua dan hal-hal yang dapat muncul pada
konseling. Dalam konseling, mereka lebih dibawa untuk memahami situasi tertentu
daripada memahami diri klien sendiri.
Seorang
responden memiliki pengalaman pribadi tentang konseling dan psikoterapi. Ia
membuat sedikit perbedaan diantara keduanya:
“Saya
telah mendapat psikoterapi dan konseling sebagai bagian dari pelatihan saya
yang berkelanjutan. Saya tidak dapat mengatakan ada banyak perbedaan. Beberapa
pandangan psikoterapi sinonim dengan psikoanalisis, tetapi saya merasa sulit membuat
hubungan antara keduanya. Konseling tidak sedalam psikoterapi. Psikoterapi
merupakan sekelumit status tentang sesuatu. Tidak ada orang yang benar-benar
tahu, kecuali jika anda adalah seorang ahli terapis psikodinamik, maka anda
akan tahu ! Tetapi ada psikoterapi model lain, analisis transaksional dan
sebagainya, saya tidak begitu tahu, perbedaan masih tidak jelas”.
Pendekatan Terhadap Mental
Illeness
Sebelum
membahas pendekatan dalam psikoterapi, saya akan sedikit membahas apa itu
mental illenes? Mental Illness (gangguan jiwa) adalah kesulitan yang harus
dihadapi orang karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan karena
peersepsinya tentang kehidupan dan sikapnya terhadap dirinya sendiri-sendiri
(Djamaludin, 2001). Mental illness adalah gangguan dalam cara berpikir
(cognitive), kemauan (volition), emosi (affective), tindakan (psychomotor)
(Yosep, 2007). Dalam ilmu psikologi, ada banyak metode yang bisa digunakan
untuk terapi. Semua metode merupakan hasil pemikiran dan penelitian para pakar
psikologi dari berbagai penjuru dunia. Sekian banyak metode psikoterapi, bisa
dikategorikan dalam lima pendekatan, yaitu:
1.
Psychoanalysis
& Psychodynamic
Lebih fokus pada mengubah masalah perilaku, perasaan
dan pikiran dengan cara memahami akar masalah yang biasanya tersembunyi di
pikiran bawah sadar. Psychodynamic (Psikodinamik) pertama kali diciptakan oleh
Sigmund Feud (1856-1939), seorang neurologist dari Austria. Teori dan praktek
psikodinamik sekarang ini sudah dikembangkan dan dimodifikasi sedemikian rupa oleh
para murid dan pengikut Freud guna mendapatkan hasil yang lebih efektif. Tujuan
dari metode psikoanalisis dan psikodinamik adalah agar klien bisa menyadari apa
yang sebelumnya tidak disadarinya. Gangguan psikologis mencerminkan adanya
masalah di bawah sadar yang belum terselesaikan. Untuk itu, klien perlu
menggali bawah sadarnya untuk mendapatkan solusi.
Dengan memahami masalah yang dialami, maka seseorang
bisa mengatasi segala masalahnya melalui “insight” (pemahaman pribadi). Beberapa
metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan psikodinamik adalah: Ego
State Therapy, Part Therapy, Trance Psychotherapy, Free Association, Dream
Analysis, Automatic Writing, Ventilation, Catharsis dan lain sebagainya.
2.
Behavior
Therapy
Pendekatan terapi perilaku (behavior therapy)
berfokus pada hukum pembelajaran. Bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh
proses belajar sepanjang hidup. Tokoh yang melahirkan behavior therapy adalah
Ivan Pavlov yang menemukan “classical conditioning” atau “associative
learning”. Inti dari pendekatan behavior therapy adalah manusia bertindak
secara otomatis karena membentuk asosiasi (hubungan sebab-akibat atau
aksi-reaksi). Misalnya pada kasus fobia ular, penderita fobia mengasosiasikan
ular sebagai sumber kecemasan dan ketakutan karena waktu kecil dia penah
melihat orang yang ketakutan terhadap ular.
Dalam hal ini, penderita telah belajar bahwa “ketika
saya melihat ular maka respon saya adalah perilaku ketakutan”. Tokoh lain dalam
pendekatan Behavior Therapy adalah E. L. Thorndike yang mengemukakan konsep
operant conditioning, yaitu konsep bahwa seseorang melakukan sesuatu karena
berharap hadiah dan menghindari hukuman. Berbagai metode psikoterapi yang
termasuk dalam pendekatan behavior therapy adalah Exposure and Respon
Prevention (ERP), Systematic Desensitization, Behavior Modification, Flooding,
Operant Conditioning, Observational Learning, Contingency Management, Matching
Law, Habit Reversal Training (HRT) dan lain sebagainya.
3.
Cognitive
Therapy
Terapi Kognitif (Cognitive Therapy) punya konsep
bahwa perilaku manusia itu dipengaruhi oleh pikirannya. Oleh karena itu,
pendekatan Cognitive Therapy lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk
bisa mengubah perilaku. Pandangan Cognitive Therapy adalah bahwa disfungsi
pikiran menyebabkan disfungsi perasaan dan disfungsi perilaku. Tokoh besar
dalam cognitive therapy antara lain Albert Ellis dan Aaron Beck.
Tujuan utama dalam pendekatan cognitive adalah
mengubah pola pikir dengan cara meningkatkan kesadaran dan berpikir rasional.
Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan Cognitive adalah
Collaborative Empiricism, Guided Discovery, Socratic Questioning,
Neurolinguistic Programming, Rational Emotive Therapy (RET), Cognitive
Shifting. Cognitive Analytic Therapy (CAT) dan sebagainya.
4.
Humanistic
Therapy
Pendekatan Humanistic Therapy menganggap bahwa
setiap manusia itu unik dan setiap manusia sebenarnya mampu menyelesaikan
masalahnya sendiri. Setiap manusia dengan keunikannya bebas menentukan pilihan
hidupnya sendiri. Oleh karena itu, dalam terapi humanistik, seorang
psikoterapis berperan sebagai fasilitator perubahan saja, bukan mengarahkan
perubahan. Psikoterapis tidak mencoba untuk mempengaruhi klien, melainkan
memberi kesempatan klien untuk memunculkan kesadaran dan berubah atas dasar
kesadarannya sendiri. Metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan
humanistik adalah Gestalt Therapy, Client Cantered Psychotherapy, Depth
Therapy, Sensitivity Training, Family Therapies, Transpersonal Psychotherapy
dan Existential Psychotherapy.
5.
Integrative
/ Holistic Therapy
Seorang klien mengalami komplikasi gangguan
psikologis yang mana tidak cukup bila ditangani dengan satu metode psikoterapi
saja. Oleh karena itu, menggunakan beberapa metode psikoterapi dan beberapa
pendekatan sekaligus untuk membantu klien. Hal ini disebut Integrative Therapy
atau Holistic Therapy, yaitu suatu psikoterapi gabungan yang bertujuan untuk
menyembuhkan mental seseorang secara keseluruhan.
Bentuk Utama Terapi
Menurut
Atkinson, terdapat enam bentuk utama psikoterapi yang digunakan oleh para
psikiater atau psikolog, antara lain:
a)
Teknik
Terapi Psikoanalisa
Bahwa di dalam tiap-tiap individu terdapat kekuatan
yang saling berlawanan yang menyebabkan konflik internal tidak terhindarkan.
Konflik ini mempunyai pengaruh kuat pada perkembangan kepribadian individu,
sehingga menimbulkan stres dalam kehidupan. Teknik ini menekankan fungsi
pemecahan masalah dari ego yang berlawanan dengan impuls seksual dan agresif
dari id. Model ini banyak dikembangkan dalam Psiko-analisis Freud. Menurutnya,
paling tidak terdapat lima macam teknik penyembuhan penyakit mental, yaitu
dengan mempelajari otobiografi, hipnotis, chatarsis, asosiasi bebas, dan
analisa mimpi. Teknik freud ini selanjutnya disempurnakan oleh Jung dengan
teknik terapi Psikodinamik.
b)
Teknik
Terapi Perilaku
Teknik ini menggunakan prinsip belajar untuk
memodifikasi perilaku individu, antara lain desensitisasi, sistematik,
flooding, penguatan sistematis, pemodelan, pengulangan perilaku yang pantas dan
regulasi diri perilaku.
c)
Teknik
Terapi Kognitif Perilaku
Teknik modifikasi perilaku individu dan mengubah
keyakinan maladatif. Terapis membantu individu mengganti interpretasi yang
irasional terhadap suatu peristiwa dengan interpretasi yang lebih realistik.
d)
Teknik
Terapi Humanistik
Teknik dengan pendekatan fenomenologi kepribadian
yang membantu individu menyadari diri sesunguhnya dan memecahkan masalah mereka
dengan intervensi terapis yang minimal (client-centered-therapy). Gangguan
psikologis diduga timbul jika proses pertumbuhan potensi dan aktualisasi diri
terhalang oleh situasi atau orang lain.
e)
Teknik
Terapi Eklektik atau Integratif
Memilih teknik terapi yang paling tepat untuk klien
tertentu. Terapis mengkhususkan diri dalam masalah spesifik, seperti alkoholisme,
disfungsi seksual, dan depresi.
f)
Teknik
Terapi Kelompok dan Keluarga
Terapi kelompok adalah teknik yang memberikan
kesempatan bagi individu untuk menggali sikap dan perilakunya dalam interaksi
dengan orang lain yang memiliki masalah serupa. Sedang terapi keluarga adalah
bentuk terapi khusus yang membantu pasangan suami-istri, atau hubungan arang
tua-anak, untuk mempelajari cara yang lebih efektif, untuk berhubungan satu
sama lain dan untuk menangani berbagai masalahnya.
Daftar Pustaka:
- Marison,
Paul., and Philip Burnard. 2002. Caring
& Communicating Hubungan
Interpersonal Dalam Keperawatan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
-
Semiun,
Yustinus. 2006. Teori Kepribadian dan
Terapi Psikoanalitik Freud.
Yogyakarta: Kanisius.
-
Mappiare,
Andi. 1992. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT Raja
Grafindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar