Assalamualaikum….
Hai teman-teman blog
Postingan yang saya kali ini tentang “Job
Enrichment (Pengayaan Pekerjaan)”. Apa sih yang kalian tahu dari “Job
Enrichment”? Ingin tahu apa itu “Job Enrichment”? Jika ingin
mengetahui lebih lanjut, mari kita simak penjelasan di bawah ini.
Menurut Hariandja (2002),
job enrichment adalah
meningkatkan otonomi seseorang dalam mengatur pekerjaannya.
Menurut
Mathis dan Jackson (2006), job enrichment adalah
peningkatan kedalam sebuah pekerjaan dengan menambah tanggung jawab untuk
merencanakan, mengatur, mengendalikan, dan mengevaluasi pekerjaan.
Contohnya:
Seorang petugas di dalam
melakukan pekerjaannya sebelumnya diatur oleh suatu prosedur yang ketat, dimana
tidak diberikan wewenang atau hak untuk memilih metode yang di anggap paling
efektif untuk memilih bahan-bahan yang dibutuhkan atau mengatur pekerjaannya.
Perubahan ini akan memberikan tantangan yang lebih besar untuknya dan
diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kerja dan produktivitas.
Langkah-langkah
redesign pekerjaan
Redesign dimaksudkan
disini merupakan kegiatan merancang atau menyusun kembali rencana-rencana yang
telah dibuat agar dapat meningkatkan
pekerjaan dengan menambah tanggung jawab untuk merencanakan, mengatur,
mengendalikan, dan mengevaluasi pekerjaan. Menurut Robbins (2003), langkah-langkah
redesign pekerjaan untuk job enrichment sebagai
berikut:
1. Menggabungkan Tugas
Menggabungkan berbagai aktivitas
kerja berfungsi untuk memberikan tugas yang lebih menantang dan kompleks pada
tugas pekerjaan. Membutuhkan berbagai macam keterampilan, variasi tugas yang
dapat membuat pekerjaan terasa lebih bermakna dan penting. Ini dapat meningkatkan
keanekaragaman dan identitas tugas.
2. Menciptakan Unit Kerja Alami
Unit kerja berarti tugas pekerjaan
yang dilakukan sama, mengartikan dan mengidentifikasi seluruhnya. Kenaikan tugas
pekerjaan pada setiap pekerja menunjukkan kemungkinan bahwa pekerja akan
meninjau pekerjaannya yang berarti dan penting yang tidak begitu relevan dan
membosankan.
3. Menampilkan Hubungan Pelanggan
Pekerja sangat jarang kontak dengan
pengguna produk ataupun jasanya. Jika hubungan tersebut dapat dibangun,
komitmen kerja dan motivasi biasanya akan meningkat. Ini dapat meningkatkan
keanekaragaman otonomi, dan umpan balik bagi karyawan.
4. Memperluas Pekerjaan Vertikal
Kesenjangan (gap) antara
“melakukan” dan “mengontrol” dikurangi, maka “vertical loading” terjadi,
khususnya tanggung jawab yang sebelumnya merupakan tanggung jawab manajemen
sekarang didelegasikan kepada pegawai sebagai bagian dari pekerjaan mereka.
Saat pekerjaan dibebani secara vertikal, otonomi naik, pekerja merasa tanggung
jawab personal dan akuntabilitas untuk outcomes atau dampak dari usaha
mereka.
5. Membuka Saluran Feedback
Dengan meningkatkan feedback, pekerja tidak hanya belajar
bagaimana sebaiknya mereka menyamakan pekerjaannya, tetapi dengan memperbaiki
kinerja mereka, memperburuk atau mengulang pada tingkat yang tetap. Idealnya
umpan balik ini menyangkut kinerja yang dapat diterima langsung seperti pekerja
melakukan pekerjaannya dan perlu kebiasaan dasar manajemen.
Pertimbangan-pertimbangan
dalam Job Enrichment
Ada lima dimensi inti dari sebuah pekerjaan yang
mempengaruhi job enrichment biasanya memberikan kontribusi kepada
orang-orang yang menikmati pekerjaan menurut Greenberg dan Baron (2003):
1. Skill Variety (Keragaman
ketrampilan)
Meningkatkan jumlah keterampilan
individu yang digunakan ketika melakukan pekerjaan. Misalnya seorang marketing
diminta untuk memikirkan dan menggunakan cara menjual yang berbeda, display (etalase) yang berbeda, cara
yang lebih baik untuk melakukan pencatatan penjualan.
2. Task Identity (Jati
diri tugas)
Mengaktifkan orang untuk melakukan
pekerjaan dari awal sampai akhir. Misalnya, SPG diminta untuk
membuat catatan tentang penjualan dan konsumen, kemudian mempunyai dan
mengaturnya sendiri.
3. Task Significance (Tugas
yang penting)
Memberikan pekerjaan yang memiliki
dampak langsung terhadap organisasi atau para stakeholder. Misalnya, perusahaan susu ingin mengeluarkan produk baru. Para
karyawan diberikan tugas untuk mencari kriteria seperti apa yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat (tugas ini memberikan kepuasan tersendiri bagi
karyawan karena nantinya secara langsung akan memberi manfaat kepada pelanggan).
4. Autonomy
Meningkatkan tingkat pengambilan
keputusan, dan kebebasan untuk memilih bagaimana dan ketika pekerjaan selesai. Misalnya, manager mempercayai salah satu karyawan memperebutkan
tender dari klien. Karyawan tersebut menggunakan ide dan caranya sendiri untuk
menarik perhatian klien. Karyawan diberi kebebasan untuk mengatur sendiri waktu
kerja dan waktu istirahat.
5. Feedback (Umpan
balik)
Meningkatkan jumlah pengakuan untuk
melakukan pekerjaan dengan baik, dan mengkomunikasikan hasil karya orang. Misalnya, dalam menjual produk salesman didorong untuk mencari
sendiri informasi, baik dari atasan maupun dari bagian‑bagian lain, mengenai
segala hal yang berkaitan dengan jabatannya serta meminta pendapat konsumen
tentang barang‑barang yang dijual, pelayanan, dan yang lainnya.
Agar perusahaan
dapat bertahan lama, maka perlu diberikan program redesign pekerjaan
seperti job enrichment. Hal ini dapat menambah sumber kepuasan kepada
pekerjaan. Dengan metode ini meningkatkan tanggung jawab, otonomi, dan kendali.
Perubahan ini akan memberikan tantangan yang lebih besar bagi organisasi dan
diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Sehingga meningkatkan produktivitas pekerja
dan pekerja tidak merasa bosan dengan pekerjaannya.
Daftar Pustaka
Robbins, S.
P. (2006). Perilaku organisasi, edisi Bahasa Indonesia. Klaten: PT Intan
Sejati.
Hariandja, M. (2002).
Manajemen sumber daya manusia: Pengadaan, pengembangan, pengkompensasian, dan
peningkatan produktivitas pegawai. Jakarta: Grasindo.
Mathis, R. L., dan Jackson J. H. (2006).
Manajemen sumber daya manusia, Edisi 9.
Jakarta: Salemba Empat.
Greenberg, J., dan Baron, R. A. (2003).
Behavior in organization.
International Edition, New Jersey: Prentice Hall.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar