Assalamualaikum
teman..
Kembali lagi nih saya membuat artikel yang merupakan
kelanjutan dari artikel berjudul “Motivasi” dan “Motivasi 1”. Setelah membaca
artikel sebelumnya, kita dapat mengetahui apa tentang motivasi dan beberapa
teori yang di dalamnya. Selanjutnya saya akan melanjutkan kembali menjelaskan
beberapa teori yang ada di dalam motivasi. Untuk mengetahui lebih lanjut
silahkan membaca artikel ini.
Teori Hirarki Kebutuhan Maslow
Gauzall (dalam Hamid, 2014) menyatakan teori hirarki
kebutuhan Maslow (need hirarchy theory) pada dasarnya terdiri dari
beberapa anggapan yaitu:
1. Manusia
merupakan makhluk berkeinginan. Mereka di motivasi oleh suatu keinginan untuk
memuaskan berbagai kebutuhan. Kebutuhan yang telah terpuaskan, tidak lagi
berfungsi sebagai motivasi.
2. Kebutuhan
seseorang tersusun secara berurut dalam satu hirarki (jenjang), mulai dari yang
paling dasar sampai yang paling tinggi
3. Kebutuhan
seseorang bergerak dari tingkat lebih rendah ke tingkat berikutnya, setelah
kebutuhan yang lebih rendah itu secara minimal terpuaskan.
Menurut Lussier (dalam
Hamid, 2014), kebutuhan manusia oleh Maslow diklasifikasikan atas lima tingkat
jenjang dan masing-masing di jelaskan sebagai berikut:
1. Physiological needs
(kebutuhan fisiologis)
Merupakan
hirarki kebutuhan yang paling mendasar, kebutuhan untuk dapat hidup seperti
makan, minum dan makanan yang dapat dipenuhi dengan gaji yang diterima
2. Security needs
(kebutuhan rasa aman)
Meliputi
keselamatan kerja dan kelangsungan pekerjaan serta jaminan hari tua.
3. Social need (kebutuhan
sosial)
Kebutuhan
persahabatan, affiliasi dan interaksi yang lebih dengan orang lain. Dalam
organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang
kompak.
4. Esteem needs
(kebutuhan penghargaan)
Meliputi
keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi yang dicapai, pengakuan atas
kemampuan dan keahlian.
5. Self actualization needs (kebutuhan
aktualisasi diri)
Merupakan
hirarki kebutuhan yang paling tinggi. Ini berkaitan dengan proses pengembangan
akan potensi yang sesungguhnya dari seseorang (kebutuhan untuk menunjukkan
kemampuan dan potensi diri).
Teori kebutuhan menurut
Maslow digambarkan dalam suatu hirarki sebagai berikut:
Menurut Handoko (dalam Hamid, 2014)
teori Maslow bagaimanapun banyak berguna bagi manajer dalam usaha memotivasi
karyawan. Dapat digunakan untuk memberikan penjelasan dalam memperkirakan tidak
hanya pada perilaku individu tetapi juga perilaku kelompok dengan melihat
rata-rata kebutuhan yang menjadi motivasi mereka.
Kebutuhan yang relevan dengan perilaku dalam organisasi
1. Orang berfikir tentang masa depan,
dan membuat pilihan tentang bagaimana bertindak.
Kebutuhan
manusia dapat dipenuhi lewat perilakunya masing-masing. Dan dalam menentukan
perilaku seseorang membuat pilihan dalam bentuk sejumlah rangkain perilaku yang
terbuka baginya. Pertimbangan seseorang di dalam melakukan pertimbangan
seseorang di dalam melakukan suatu tindakan dengan mempertimbangkan beberapa
faktor diantaranya:
- Probabilitas jika ia mengambil serangkaian usaha ia akan mampu untuk mencapai tingkat pelaksanaa kerja yang diharapkan
- Jika pelaksanaan itu tercapai maka ia akan mengarah pada pencapaian hasil.
- Daya tarik dari hasil, nampaknya sebagai hal yang menaikkan pelaksanaan kerja.
- Suatu tingkat dimana hasil merupakan daya tarik tambahan, disebabkan karena kemampuan hasil untuk memimpin kearah tercapainya hasil lain yang diinginkan.
2. Seseorang memahami lingkungannya
dengan hubungannya dengan pengalaman masa lalunya
Memahami
lingkungan merupakan suatu proses aktif, dimana seseorang mencoba membuat
lingkungannya itu mempunyai arti baginya. Proses yang aktif ini mengakui secara
selektif aspek-aspek yang berbeda dari lingkungannya, menilai apa yang
dilihatnya dalam hubungannya dengan pengalaman masa lalu, dan mengevaluasi apa
yang dialami itu dalam kaitannya dengan kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilainya.
Oleh karena kebutuhan-kebutuhan dan pengalaman seseorang itu seringkali berbeda
sifatnya, maka persepsinya terhadap lingkungan juga akan berbeda. Sebagai
contoh: orang-orang dalam organisasi yang sama seringkali mempunyai perbedaan
di dalam berpengharapan mengenai suatu jenis perilaku yang membuahkan suatu
penghargaan, misalnya naiknya gaji dan cepatnya promosi, dan lain-lain.
3. Seseorang mempunyai reaksi senang
atau tidak senang
Setiap orang dalam menanggapi sesuatu hal akan memiliki
tindakan-tindakan yang berbeda, dikarenakan mereka mengevaluasi suatu hal
dengan cara senang atau tidak senang. Seseorang merasa puas mendapatkan gaji
tertentu dan ada juga merasa tidak puas mendapatkan gaji yang sama. Hal seperti
ini dapat dikatakan bahwa orang membuat salah persepsi terhadap suatu hasil
yang dicapai oleh orang lain yang mengakibatkan kurang tepatnya proses
perbandingannya.perasaan senang atau tidak senang ini akan membuat seseorang
berbuat berbeda dengan orang lain dalam rangka menanggapi suatu hal.
4. Banyak faktor yang menentukan sikap
dan perilaku seseorang
Perilaku seseorang itu ditentukan oleh banyak factor. Ada
kalanya perilaku seseorang dipengaruhi oleh kemampuannya, ada pula oleh
kebutuhannya dan ada juga dipengaruhi oleh pengharapan dan lingkungannya. Oleh
karena banyaknya factor yang mempengaruhi perilaku manusia, maka sering kali
suatu organisasi akan mendapatkan kesulitan di dalam menciptakan suatu keadaan
yang memimpin kearah tercapainya evektifitas pelaksanaan kerja.
Dapat diketahui bahwa diantara banyaknya factor yang
mempengaruhi perilaku seseorang, kiranya perlu diadakan penelitian yang seksama
manakah fakor-faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi perilaku tersenut.
Dari faktor yang sudah diketahui tersebut kemudian dikembangkan untuk
mendapatkan keevektivitasan pelaksanaan pekerjaan dalam suatu organisasi. Kalau
didapatkan hasil bahwa perilaku untuk menciptakan evektivitas kerja banyak
ditentukan karena kebutuhannya maka seorang pemimpin dapat merancang suatu
suatu rencana kerja yang mengarah terpenuhinya kebutuhan tersebut. Kalau
seandainya disebabkan karenakemampuan karyawan, maka pemimpin dapat
merencanakan peningkatan kemampuan tersebut baik dengan jalan latihan jabatan
atau di sekolahan.
Manusia mempunyai kebutuhan berbeda karena didorong serangkaian
kebutuhan. Kebutuhan menyebabkan seseorang berbuat sesuatu untuk dapat mencapainya
sebagai suatu objek atau hasil. Begitu juga dalam organisasi misalnya pada seorang
karyawan, ia didorong untuk mendapatkan tambahan gaji supaya bisa hidup satu
bulan dengan keluarganya, tingkah lakunya akan berbeda dengan seorang karyawan
yang didorong oleh keinginan untuk mendapatkan jabatan, kedudukan agar
mendapatkan harga diri didepan orang lain. Terkadang seseorang ketika sudah
memenuhi kebutuhan yang satu dia akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang belum
tercapaikan. Pemahaman tentang kebutuhan yang berbeda dari seseorang ini amat
bermanfaat untuk memahami konsep perilaku seseorang dalam organisasi. Dalam
organisasi variable individu, keorganisasian, dan psikologis tidak hanya
mempengaruhi perilaku tetapi juga prestasi.
Daftar
Pustaka
Hamid, S.
(2014). Manajemen sumber daya manusia
lanjutan. Yogyakarta: Deepublish.
Leavitt,
J.H. (1992). Psikologi manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Thoha, M. (2008). Perilaku organisasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar