Assalamualaikum
Postingan saya
kali ini tentang “Sikap Kerja dan Kepuasan Kerja”. Ingin tahu apa isi dari
judul tersebut? Mari lanjutkan membacanya sampai habis ya.. Semoga bermanfaat
Handoko (2001) mengatakan bahwa
kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka.
Menurut Kuswadi (2004) kepuasan
kerja merupakan ukuran sampai seberapa jauh perusahaan dapat memenuhi harapan
karyawannya yang berkaitan dengan berbagai aspek dalam pekerjaan dan
jabatannya.
Wibowo (2007), kepuasan kerja adalah
sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukkan perbedaan antara
jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini
seharusnya mereka terima.
Greenberg dan Baron (dalam Wibowo,
2007) mendeskripsikan kepuasan kerja sebagai sikap positif atau negatif yang
dilakukan individual terhadap pekerjaan mereka.
Teori-teori Kepuasan Kerja
Para ahli psikologi bidang industry (Asad, Greenberg dan
Baron) mengemukakan beberapa teori yaitu:
1. Teori Diskrepansi atau Teori Nilai
(Teori kesenjangan)
Kepuasan kerja sangat dipengaruhi oleh sejauh mana hitungan
antara apa yang diharapkan (das sollen)
dan kenyataan yang dirasakannya (das
sein). Bila ternyata das sein
lebih besar daripada das sollen,
individu bisa merasakan kepuasan. Pendapat tersebut dapat dikemukakan dalam
skema sederhana berikut ini.
Tetapi bagi tipe orang yang
tergolong moralis, kemungkinan justru hal itu tidak menimbulkan kepuasan.
Pendapat tersebut dapat dikemukakan dalam skema sederhana berikut ini.
2. Teori keadilan (Equity theory)
Perasaan adil atau tidak adil atas situasi yang dihadapi
akan diperoleh melalui perbandingan antara dirinya dengan orang lain yang
setaraf, sekantor atau tempat lainnya. Elemen dalam teori ini meliputi:
a
Input
Segala sesuatu yang berharga, yang
dirasakan oleh karyawansebagai sumbangan terhadap suatu pekerjaan, misalnya
pendidikan, pengalaman, keterampilan, keahlian dan jumlah
jam kerja.
b
Output (Outcomes / hasil)
Outcomes :
Segala sesuatu
yang dirasakan oleh karyawan sebagai hasil dari
pekerjaannya.
Output :
Gaji, upah, simbol status dan kesempatan untuk berprestasi
atau untuk
mengekspresikan diri atau aktualisasi diri.
3. Teori dua faktor
Menurut teori
ini, karakteristik pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu:
a
Dissatisfier
atau hygiene factors
Faktor-faktor yang terbukti menjadi
sumber kepuasan, terdiri dari gaji,
insentif, pengawasan, hubungan pribadi,
kondisi kerja dan status.
Keberadaan kondisi-kondisi ini tidak selalu
menimbulkan kepuasan
bagi karyawan, tetapi ketidakberadaannnya dapat
menyebabkan
ketidakpuasan bagi karyawan.
b
Satisfier
atau motivators.
Faktor-faktor atau situasi yang dibuktikannya sebagai sumber
kepuasan kerja yang terdiri dari prestasi, pengakuan, wewenang,
tanggungjawab
dan promosi. Dikatakan tidak adanya
kondisi-kondisi ini bukan berarti
membuktikan kondisi sangat tidak
puas, tetapi kalau ada, akan membentuk
motivasi kuat yang
menghasilkan prestasi kerja yang baik. Oleh sebab itu faktor
ini
disebut sebagai pemuas.
Setelah
mengetahi kepuasan kerja, selanjutnya saya akan membahas sikap kerja karyawan,
diantaranya determinan sikap kerja dan pengukuran sikap kerja. untuk mengetahui
lebih lanjut, yuk simak dibawah ini.
Determinan Sikap Kerja
Sikap kerja dijadikan indikator suatu pekerjaan berjalan
lancar atau tidak. Sikap kerja dilaksanakan dengan baik, maka pekerjaan akan
berjalan lancar. Jika tidak berarti akan mengalami kesulitan. Hal ini bukan
berarti adanya kesulitan karena tidak dipatuhinya sikap kerja, melainkan ada
masalah lain dalam hubungan antara karyawan atau masalah lainnya sehingga dapat
mengakibatkan sikap kerjanya diabaikan.
Sikap kerja mempengaruhi individu dalam memberikan reaksi
terhadap stimulus mengenai dirinya, selain itu dari sisi pengalaman seseorang
sehingga respon stimulus tidaklah sama. Ada yang merespon secara positif dan ada
yang merespon secara negatif. Karyawan yang memiliki loyalitas tinggi akan
memiliki sikap kerja yang positif. Sikap kerja yang positif meliputi :
1. Kemauan untuk bekerja sama
Bekerja
sama dalam suatu kelompok akan membuat perusahaan dapat mencapai tujuannya.
2. Rasa memiliki
Rasa
memiliki di dalam diri karyawan terhadap perusahaan akan membuat karyawan
memiliki sikap untuk menjaga dan bertanggung jawab terhadap perusahaan sehingga
menimbulkan loyalitas.
3. Hubungan antar pribadi.
Karyawan
yang mempunyai loyalitas karyawan tinggi mereka akan mempunyai sikap fleksibel
kearah hubungan antara pribadi, yang meliputi: hubungan yang harmonis antara
atasan dan karyawan, situasi kerja dan sugesti dari teman sekerja.
4. Suka terhadap pekerjaan
Perusahaan
harus dapat menghadapi kenyataan bahwa karyawan tiap hari datang untuk bekerja
sama sebagai manusia seutuhnya dalam hal melakukan pekerjaan yang akan
dilakukan dengan senang hati.
Pengukuran Sikap Kerja
Menurut Azwar S (2011) Ada berbagai cara untuk melakukan
pengukuran sikap yaitu :
1. Thrustone
Metode ini sering disebut metode interval tampak setara. Metode
ini menggunakan pendekatan stimulus, artinya penskalaan ditujukan untuk
meletakkan stimulus atau pernyataan sikap pada suatu kontinum psikologis yang
akan menunjukkan derajat favourable atau unfavourable pernyataan yang
bersangkutan. Dengan metode ini perlu ditetapkan adanya sekelompok orang yang
akan bertindak sebagai panel penilai (judging
group). Tugasnya menilai satu penyataan per satu dan kemudian menilai atau memperkirakan
derajat favourable atau unfavourable nya menurut suatu kontinum
yang bergerak dari 1 sampai dengan 11 titik. Anggota panel tidak boleh dipengaruhi
oleh rasa setuju atau tidak setujunya pada isi pernyataan melainkan semata-mata
berdasarkan penilaiannya pada sifat favourable
nya.
2. Likert
Menurut Likert (dalam Azwar, 2011), sikap dapat diukur
dengan metode rating yang dijumlahkan (Method
of Summated Ratings). Metode ini merupakan metode penskalaan pernyataan
sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya.
Nilai skala setiap pernyataan tidak ditentukan oleh derajat favourable nya masing-masing akan tetapi
ditentukan oleh distribusi respons setuju dan tidak setuju dari sekelompok
responden yang bertindak sebagai kelompok uji coba (pilot study).
Menurut Azwar (2011), prosedur penskalaan dengan metode ini didasari
oleh 2 asumsi yaitu:
- Setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai pernyataan yang favorable atau pernyataan yang unfavourable.
- Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai pernyataan negatif.
Sebelum mengetahui kepuasan kerja karyawan, lebih dahulu
mengetahui sikap kerjanya. Determinan sikap kerja karyawan perlu diketahui. Setelah
itu, lakukan pengukuran sikap kerja. Sehingga dapat mengetahui kepuasan kerja
karyawan. Adanya teori kepuasan kerja membantu untuk mencoba mengungkapkan apa
yang membuat sebagian orang lebih puas terhadap pekerjaannya daripada beberapa
lainnya.
Daftar
Pustaka
Azwar, S. (2011). Sikap
manusia: Teori dan pengukurannya. Jakarta: Pustaka.
Handoko, T. H. (2001). Manajemen
personalia dan sumber daya manusia. Yogyakarta: Liberty.
Kuswadi. (2004). Cara mengukur
kepuasan kerja karyawan. Jakarta: PT Elex Media
Wibowo. (2007). Manajemen
kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar