Laman

Sabtu, 28 November 2015

Sikap Pekerja dan Kepuasan Kerja 1


Assalamualaikum
Postingan saya kali ini tentang “Sikap Kerja dan Kepuasan Kerja”. Ingin tahu apa isi dari judul tersebut? Mari lanjutkan membacanya sampai habis ya.. Semoga bermanfaat

Handoko (2001) mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka.
Menurut Kuswadi (2004) kepuasan kerja merupakan ukuran sampai seberapa jauh perusahaan dapat memenuhi harapan karyawannya yang berkaitan dengan berbagai aspek dalam pekerjaan dan jabatannya.
Wibowo (2007), kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima.
Greenberg dan Baron (dalam Wibowo, 2007) mendeskripsikan kepuasan kerja sebagai sikap positif atau negatif yang dilakukan individual terhadap pekerjaan mereka.

Teori-teori Kepuasan Kerja
Para ahli psikologi bidang industry (Asad, Greenberg dan Baron) mengemukakan beberapa teori yaitu:
1.      Teori Diskrepansi atau Teori Nilai (Teori kesenjangan)
Kepuasan kerja sangat dipengaruhi oleh sejauh mana hitungan antara apa yang diharapkan (das sollen) dan kenyataan yang dirasakannya (das sein). Bila ternyata das sein lebih besar daripada das sollen, individu bisa merasakan kepuasan. Pendapat tersebut dapat dikemukakan dalam skema sederhana berikut ini.


Tetapi bagi tipe orang yang tergolong moralis, kemungkinan justru hal itu tidak menimbulkan kepuasan. Pendapat tersebut dapat dikemukakan dalam skema sederhana berikut ini.


2.      Teori keadilan (Equity theory)
Perasaan adil atau tidak adil atas situasi yang dihadapi akan diperoleh melalui perbandingan antara dirinya dengan orang lain yang setaraf, sekantor atau tempat lainnya. Elemen dalam teori ini meliputi:      
             a         Input
              Segala sesuatu yang berharga, yang dirasakan oleh karyawan
              sebagai sumbangan terhadap suatu pekerjaan, misalnya 
              pendidikan, pengalaman, keterampilan, keahlian dan jumlah 
              jam kerja.
              b       Output (Outcomes / hasil)
  Outcomes  : 
  Segala sesuatu yang dirasakan oleh karyawan sebagai hasil dari 
  pekerjaannya.
  Output      
  Gaji, upah, simbol status dan kesempatan untuk berprestasi atau untuk 
  mengekspresikan diri atau aktualisasi diri.

3.      Teori dua faktor
Menurut teori ini, karakteristik pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu:
            a         Dissatisfier atau hygiene factors
             Faktor-faktor yang terbukti menjadi sumber kepuasan, terdiri dari gaji, 
             insentif, pengawasan, hubungan pribadi, kondisi kerja dan status. 
             Keberadaan kondisi-kondisi ini tidak selalu menimbulkan kepuasan 
             bagi karyawan, tetapi ketidakberadaannnya dapat menyebabkan 
             ketidakpuasan bagi karyawan.

             b       Satisfier atau motivators.
             Faktor-faktor atau situasi yang dibuktikannya sebagai sumber 
             kepuasan kerja yang terdiri dari prestasi, pengakuan, wewenang, 
             tanggungjawab dan promosi. Dikatakan tidak adanya 
             kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak 
             puas, tetapi kalau ada, akan membentuk motivasi kuat yang 
             menghasilkan prestasi kerja yang baik. Oleh sebab itu faktor ini 
             disebut sebagai pemuas.

            Setelah mengetahi kepuasan kerja, selanjutnya saya akan membahas sikap kerja karyawan, diantaranya determinan sikap kerja dan pengukuran sikap kerja. untuk mengetahui lebih lanjut, yuk simak dibawah ini.

Determinan Sikap Kerja
Sikap kerja dijadikan indikator suatu pekerjaan berjalan lancar atau tidak. Sikap kerja dilaksanakan dengan baik, maka pekerjaan akan berjalan lancar. Jika tidak berarti akan mengalami kesulitan. Hal ini bukan berarti adanya kesulitan karena tidak dipatuhinya sikap kerja, melainkan ada masalah lain dalam hubungan antara karyawan atau masalah lainnya sehingga dapat mengakibatkan sikap kerjanya diabaikan.
Sikap kerja mempengaruhi individu dalam memberikan reaksi terhadap stimulus mengenai dirinya, selain itu dari sisi pengalaman seseorang sehingga respon stimulus tidaklah sama. Ada yang merespon secara positif dan ada yang merespon secara negatif. Karyawan yang memiliki loyalitas tinggi akan memiliki sikap kerja yang positif. Sikap kerja yang positif meliputi :
1.      Kemauan untuk bekerja sama
Bekerja sama dalam suatu kelompok akan membuat perusahaan dapat mencapai tujuannya.
2.      Rasa memiliki
Rasa memiliki di dalam diri karyawan terhadap perusahaan akan membuat karyawan memiliki sikap untuk menjaga dan bertanggung jawab terhadap perusahaan sehingga menimbulkan loyalitas.
3.      Hubungan antar pribadi.
Karyawan yang mempunyai loyalitas karyawan tinggi mereka akan mempunyai sikap fleksibel kearah hubungan antara pribadi, yang meliputi: hubungan yang harmonis antara atasan dan karyawan, situasi kerja dan sugesti dari teman sekerja.
4.      Suka terhadap pekerjaan
Perusahaan harus dapat menghadapi kenyataan bahwa karyawan tiap hari datang untuk bekerja sama sebagai manusia seutuhnya dalam hal melakukan pekerjaan yang akan dilakukan dengan senang hati.

Pengukuran Sikap Kerja
Menurut Azwar S (2011) Ada berbagai cara untuk melakukan pengukuran sikap yaitu :
1.      Thrustone
Metode ini sering disebut metode interval tampak setara. Metode ini menggunakan pendekatan stimulus, artinya penskalaan ditujukan untuk meletakkan stimulus atau pernyataan sikap pada suatu kontinum psikologis yang akan menunjukkan derajat favourable atau unfavourable pernyataan yang bersangkutan. Dengan metode ini perlu ditetapkan adanya sekelompok orang yang akan bertindak sebagai panel penilai (judging group). Tugasnya menilai satu penyataan per satu dan kemudian menilai atau memperkirakan derajat favourable atau unfavourable nya menurut suatu kontinum yang bergerak dari 1 sampai dengan 11 titik. Anggota panel tidak boleh dipengaruhi oleh rasa setuju atau tidak setujunya pada isi pernyataan melainkan semata-mata berdasarkan penilaiannya pada sifat favourable nya.
2.      Likert
Menurut Likert (dalam Azwar, 2011), sikap dapat diukur dengan metode rating yang dijumlahkan (Method of Summated Ratings). Metode ini merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Nilai skala setiap pernyataan tidak ditentukan oleh derajat favourable nya masing-masing akan tetapi ditentukan oleh distribusi respons setuju dan tidak setuju dari sekelompok responden yang bertindak sebagai kelompok uji coba (pilot study).
Menurut Azwar (2011), prosedur penskalaan dengan metode ini didasari oleh 2 asumsi yaitu:
  1. Setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai pernyataan yang favorable atau pernyataan yang unfavourable. 
  2. Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai pernyataan negatif.

Sebelum mengetahui kepuasan kerja karyawan, lebih dahulu mengetahui sikap kerjanya. Determinan sikap kerja karyawan perlu diketahui. Setelah itu, lakukan pengukuran sikap kerja. Sehingga dapat mengetahui kepuasan kerja karyawan. Adanya teori kepuasan kerja membantu untuk mencoba mengungkapkan apa yang membuat sebagian orang lebih puas terhadap pekerjaannya daripada beberapa lainnya.

Daftar Pustaka
Azwar, S. (2011). Sikap manusia: Teori dan pengukurannya. Jakarta: Pustaka.
Handoko, T. H. (2001). Manajemen personalia dan sumber daya manusia. Yogyakarta: Liberty.
Kuswadi. (2004). Cara mengukur kepuasan kerja karyawan. Jakarta: PT Elex Media
Wibowo. (2007). Manajemen kinerja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar