Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang kepada
seseorang ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya kepada
seseorang. Sedangkan kasih, perasaan sayang atau cinta kepada orang lain
disertai menaruh belas kasihan. Cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan
suka atau sayang kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Dalam buku Seni Mencintai, Erich Fromm menyebutkan cinta itu memberi bukan menerima. Pengertian cinta juga diungkapkan oleh Dr.
Salito W. Sarwono dalam artikel berjudul “Segitiga cinta, bukan cinta segitiga”
mengatakan cinta ideal memiliki tiga unsur:
- Keterikatan: Perasaan hanya untuk orang yang dicintai, prioritas hanya untuk dia.
- Keintiman: Kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan tidak ada jarak lagi, sehingga panggilan formal diganti dengan memanggil nama atau sebutan lain.
- Kemesraan: Hubungan akrab, antara pria dan wanita yang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga yang merupakan wujud dari kasih sayang yang mendalam.
Surah At-Taubah ayat 24:
Katakanlah: “Jika bapak-bapak,
anak-anak, saudara-saudara, istri-istri keluargamu, harta kekayaan yang kamu
usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat
tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya
dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusannya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik”.
Cinta Kasih Menurut Agama
·
Cinta
Kepada Allah Swt.
Dalam agama
atau kehidupan, cinta yang harus dimiliki ialah cinta kepada Allah SWT.
Mencintainya dengan selalu bersyukur, menjalankan ibadah, serta mematuhi
perintah dan menjauhi larangannya. Sadarilah, bahwa cinta yang Allah berikan
adalah cinta dan kasih sayang yang sangat besar. Allah menciptakan manusia
karena manusia ialah makhluk sempurna yang Allah berikan.
·
Cinta Kepada Rasul
Merupakan rahma bagi alam
semesta karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah
laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.
·
Cinta Diri Sendiri
Dalam Al-Qur’an, cinta secara
alamiah timbul pada dirinya sendiri, cenderung menuntut segala sesuatu yang
bermanfaat dan berguna serta menghindari diri dari segala sesuatu yang
membahayakan dirinya. Melalui ucapan Nabi Muhammad
SAW, seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak
hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dari segala keburukan.
·
Cinta Kepada Sesama
Manusia
Bertujuan agar dapat hidup
dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan sesama manusia. Tidak boleh tidak,
ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Allah memberi
isyarat tentang kecintaan manusia pada sesama manusia, seperti yang tampak pada
keluh kesahnya. Apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam
memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung
memberi pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan
dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu.
·
Cinta Seksual
Cinta erat kaitannya dengan
dorongan seksual karena seksual yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang,
keserasian, dan kerjasama antara suami dan istri. Merupakan faktor primer bagi
kelangsungan hidup keluarga. Sehingga dorongan tersebut dapat melahirkan
keturunan demi kelangsungan hidup agar terbentuk keluarga. “Dan diantara
tanda-tanda kekuasaannya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya
di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir.” (QS, Ar-Rum, 30:21)
Cinta Kasih Menurut Negara
Cinta tanah air merupakan bentuk kasih sayang
dan suatu rasa cinta terhadap tempat kelahiran atau tanah airnya. Bisa
dikatakan NKRI ini dilahirkan oleh generasi yang mempunyai idealisme cinta
tanah air dan bangsa. Kalau tidak mempunyai idealisme,
mungkin hingga saat ini bangsa Indonesia masih dijajah oleh Belanda yang luas negaranya dibandingkan pulau Bali, masih luas pulau Bali. Kita harus sangat berterimakasih
kepada para tokoh yang mencetuskan pembentukan organisasi boedi oetomo pada
tanggal 20 Mei 1945, para pencetus sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober
1928, dan para tokoh yang memungkinkan terjadinya proklamasi 17 Agustus 1945.
Saya yakin para tokoh merupakan contoh paling pas untuk dijadikan tokoh-tokoh
nasionalis tulen yang dicintai pada tanah air dan bangsa melebihi cintanya pada
dirinya sendiri yang kita harus hormati sepanjang masa.
Rasa cinta tanah air seharusnya kita terapkan di
lingkungan keluarga, kampus, tempat tinggal, bahkan di manapun kita berada.
Misalnya dengan diadakannya kegiatan-kegiatan berupa gerakan penghijauan,
kebersihan, karya wisata, dan lain-lain. Semangat persatuan dan kesatuan di
lingkungan masyarakat dapat kita lakukan melalui kegiatan-kegiatan seperti
siskamling, kerja bakti, dan lain-lain. Dan kegiatan seperti itu telah
diprogramkan melalui organisasi pemuda misalnya Karang Taruna dan KNPI. Sebagai
generasi penerus bangsa,
hendaknya kita dapat mewujudkan sikap dan tingkah laku yang bermanfaat bagi
kepentingan masyarakat yang tidak merugikan diri sendiri maupun merugikan masyarakat, misalnya
menjauhkan diri dari pengaruh narkotika, obat-obatan terlarang, minum-minuman
keras, dan perkelahian. Karena hal itu dapat menghancurkan masa depan bangsa
dan negara.
Contoh kasus:
Pada contoh kasus ini, saya
akan bercerita pengalaman seseorang. Ada seorang anak yang suka melawan kepada
kedua orangtuanya. Anak tersebut tidak pernah memberikan cinta kasih kepada
orang tuanya. Tetapi kedua orang tuanya selalu baik, perhatian, dan melimpahkan
cinta kasihnya kepada anak tersebut. Hingga akhirnya tuhan berkehendak lain.
Tuhan mengambil orang tua anak tersebut saat terjadinya kecelakaan mobil.
Alhasil, anak tersebut menyesal dengan sikap dan tingkah lakunya terhadap orang
tuanya selama masih hidup. Dan sekarang ia hidup sebatang kara. Tidak ada yang
bisa memberikan cinta kasih seperti yang diberikan kedua orang tuanya selama hidup.
Tanggapan atau pembahasan
Dari contoh di atas
mengajarkan saya untuk bercinta kasih dengan siapa pun. Tidak memandang itu
keluarga atau bukan. Selama seseorang itu hidup berikanlah cinta kasih yang
tulus dari dalam diri. Jika orang tersebut telah tiada barulah kita menyesal.
Selalu ada di dalam benak kita ingin merubahnya. Tetapi apa daya tak sampai.
Nasi sudah menjadi bubur. Kematian telah memisahkan kita dengan orang yang kita
sayangi dan cintai. Penyesalan akan selau datang belakangan. Sebelum itu
terjadi, jangan pandang seseorang itu siapa. Perlakukanlah mereka sama. Dengan
penuh cinta kasih yang kita miliki.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar