Laman

Selasa, 24 Desember 2013

Cinta Kasih Manusia Menurut Agama dan Negara



Pengertian Cinta Kasih:
            Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang kepada seseorang ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya kepada seseorang. Sedangkan kasih, perasaan sayang atau cinta kepada orang lain disertai menaruh belas kasihan. Cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka atau sayang kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan. Dalam buku Seni Mencintai, Erich Fromm menyebutkan cinta itu memberi bukan menerima. Pengertian cinta juga diungkapkan oleh Dr. Salito W. Sarwono dalam artikel berjudul “Segitiga cinta, bukan cinta segitiga” mengatakan cinta ideal memiliki tiga unsur:

  • Keterikatan: Perasaan hanya untuk orang yang dicintai, prioritas hanya untuk dia.
  • Keintiman: Kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan tidak ada jarak lagi, sehingga panggilan formal diganti dengan memanggil nama atau sebutan lain.
  • Kemesraan: Hubungan akrab, antara pria dan wanita yang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga yang merupakan wujud dari kasih sayang yang mendalam.

Surah At-Taubah ayat 24:
Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusannya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik”.

Cinta Kasih Menurut Agama
·         Cinta Kepada Allah Swt.
Dalam agama atau kehidupan, cinta yang harus dimiliki ialah cinta kepada Allah SWT. Mencintainya dengan selalu bersyukur, menjalankan ibadah, serta mematuhi perintah dan menjauhi larangannya. Sadarilah, bahwa cinta yang Allah berikan adalah cinta dan kasih sayang yang sangat besar. Allah menciptakan manusia karena manusia ialah makhluk sempurna yang Allah berikan.

·         Cinta Kepada Rasul
Merupakan rahma bagi alam semesta karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.

·         Cinta Diri Sendiri
Dalam Al-Qur’an, cinta secara alamiah timbul pada dirinya sendiri, cenderung menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna serta menghindari diri dari segala sesuatu yang membahayakan dirinya. Melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dari segala keburukan.

·         Cinta Kepada Sesama Manusia
Bertujuan agar dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan sesama manusia. Tidak boleh tidak, ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Allah memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada sesama manusia, seperti yang tampak pada keluh kesahnya. Apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberi pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu.

·         Cinta Seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual karena seksual yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antara suami dan istri. Merupakan faktor primer bagi kelangsungan hidup keluarga. Sehingga dorongan tersebut dapat melahirkan keturunan demi kelangsungan hidup agar terbentuk keluarga. “Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir.” (QS, Ar-Rum, 30:21)

Cinta Kasih Menurut Negara
            Cinta tanah air merupakan bentuk kasih sayang dan suatu rasa cinta terhadap tempat kelahiran atau tanah airnya. Bisa dikatakan NKRI ini dilahirkan oleh generasi yang mempunyai idealisme cinta tanah air dan bangsa. Kalau tidak mempunyai idealisme, mungkin hingga saat ini bangsa Indonesia masih dijajah oleh Belanda yang luas negaranya dibandingkan pulau Bali, masih luas pulau Bali. Kita harus sangat berterimakasih kepada para tokoh yang mencetuskan pembentukan organisasi boedi oetomo pada tanggal 20 Mei 1945, para pencetus sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, dan para tokoh yang memungkinkan terjadinya proklamasi 17 Agustus 1945. Saya yakin para tokoh merupakan contoh paling pas untuk dijadikan tokoh-tokoh nasionalis tulen yang dicintai pada tanah air dan bangsa melebihi cintanya pada dirinya sendiri yang kita harus hormati sepanjang masa.

            Rasa cinta tanah air seharusnya kita terapkan di lingkungan keluarga, kampus, tempat tinggal, bahkan di manapun kita berada. Misalnya dengan diadakannya kegiatan-kegiatan berupa gerakan penghijauan, kebersihan, karya wisata, dan lain-lain. Semangat persatuan dan kesatuan di lingkungan masyarakat dapat kita lakukan melalui kegiatan-kegiatan seperti siskamling, kerja bakti, dan lain-lain. Dan kegiatan seperti itu telah diprogramkan melalui organisasi pemuda misalnya Karang Taruna dan KNPI. Sebagai generasi penerus bangsa, hendaknya kita dapat mewujudkan sikap dan tingkah laku yang bermanfaat bagi kepentingan masyarakat yang tidak merugikan diri sendiri  maupun merugikan masyarakat, misalnya menjauhkan diri dari pengaruh narkotika, obat-obatan terlarang, minum-minuman keras, dan perkelahian. Karena hal itu dapat menghancurkan masa depan bangsa dan negara.

Contoh kasus:
Pada contoh kasus ini, saya akan bercerita pengalaman seseorang. Ada seorang anak yang suka melawan kepada kedua orangtuanya. Anak tersebut tidak pernah memberikan cinta kasih kepada orang tuanya. Tetapi kedua orang tuanya selalu baik, perhatian, dan melimpahkan cinta kasihnya kepada anak tersebut. Hingga akhirnya tuhan berkehendak lain. Tuhan mengambil orang tua anak tersebut saat terjadinya kecelakaan mobil. Alhasil, anak tersebut menyesal dengan sikap dan tingkah lakunya terhadap orang tuanya selama masih hidup. Dan sekarang ia hidup sebatang kara. Tidak ada yang bisa memberikan cinta kasih seperti yang diberikan kedua orang tuanya selama hidup.

Tanggapan atau pembahasan
Dari contoh di atas mengajarkan saya untuk bercinta kasih dengan siapa pun. Tidak memandang itu keluarga atau bukan. Selama seseorang itu hidup berikanlah cinta kasih yang tulus dari dalam diri. Jika orang tersebut telah tiada barulah kita menyesal. Selalu ada di dalam benak kita ingin merubahnya. Tetapi apa daya tak sampai. Nasi sudah menjadi bubur. Kematian telah memisahkan kita dengan orang yang kita sayangi dan cintai. Penyesalan akan selau datang belakangan. Sebelum itu terjadi, jangan pandang seseorang itu siapa. Perlakukanlah mereka sama. Dengan penuh cinta kasih yang kita miliki.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar