Laman

Minggu, 27 April 2014

Himpunan


Kumpulan dari objek (kelompok) yang memiliki satu atau lebih kesamaan yang dapat dibedakan dengan kumpulan objek (kelompok) lain. Kelompok, kumpulan, maupun gugus disebut himpunan. Konsep tentang himpunan pertama kali dikemukakan oleh Georg Cantor (1845-1918), seorang matematika berkebangsaan Jerman. Benda yang termasuk dalam himpunan biasa disebut dengan anggota, elemen, atau unsur. Contoh kelompok atau kumpulan yang merupakan suatu himpunan: Hewan bertanduk. Yang merupakan anggota: Sapi, kerbau, kambing, rusa, dan lain-lain.

Anggota Himpunan
Setiap objek atau benda yang berada dalam suatu himpunan disebut anggota atau elemen. Suatu himpunan biasanya diberi nama atau dilambangkan dengan huruf besar (kapital) seperti A, B, C, …. Adapun benda atau objek yang termasuk dalam himpunan tersebut ditulis dengan menggunakan pasangan kurung kurawal {...}.
Contohnya: B adalah himpunan bilangan cacah kurang dari 6.
Anggota himpunan bilangan cacah kurang dari 6 adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5.
Jadi, B = {0, 1, 2, 3, 4, 5}.

Penulisan Himpunan
Dalam penulisan himpunan dapat dilakukan dengan dua metode yaitu:
1.    Metode tabulasi (Pendaftaran).
Metode ini dilakukan dengan cara mendaftar seluruh anggota himpunan yang memenuhi syarat dan ketentuan yang diberikan dalam suatu himpunan. Juga dapat digunakan untuk menyatakan himpunan tak berhingga yang jumlah anggotanya sangat banyak dan tak berhingga. Contohnya:   
  • B = {1, 2, 3, 4, ...}
  • A = {Senin, Selasa, Rabu, ...} 
  • D = {Merah, Kuning, Hijau}

2.    Metode perincian  (Notasi)
Metode ini dilakukan dengan cara menuliskan syarat keanggotaan yang dimiliki oleh seluruh anggota suatu himpunan akan tetapi tidak dimiliki oleh unsur-unsur yang bukan anggota himpunan tersebut. Contoh:
  • A = {y|y bilangan prima kurang dari 10} 
  • B = {x|x faktor ganjil dari 21} 
  • C = {x|x2 < 1, x bilangan prima}

Macam-macam Himpunan
Berdasarkan pengamatan jumlah anggotanya, himpunan terbagi menjadi beberapa macam seperti:
1.      Himpunan Kosong (himpunan hampa)
Suatu himpunan yang tidak mempunyai anggota. Himpunan kosong biasanya dinyatakan dengan notasi Æ atau  {}. Contohnya: A ={x|x = bilangan riil, x2 + 3 = 0} maka ditulis A = Æ

2.      Himpunan Semesta
Himpunan yang mempunyai anggota semua obyek yang sedang dibicarakan. Biasanya dinyatakan dengan notasi S atau U (S singkatan dari semesta dan U singkatan dari universal). Contohnya:
A = {5, 7, -4, 9}, C = {7, 9} maka dikatakan, A merupakan semesta dari himpunan C

3.      Finit dan Infinit
Secara intuitif, himpunan dikatakan:
-    Himpunan berhingga (Finit) jika himpunan itu beranggotakan elemen-elemen yang berbeda dan banyaknya tertentu atau berhingga (jika kita membilang banyak anggota yang berbeda dalam himpunan itu, proses membilang yang kita lakukan akan berakhir). Contohnya:
a.       Himpunan H = himpunan bilangan pada permukaan jam duabelas. Maka H ={1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12}. Alasannya: karena proses membilang kita akan berhenti.
b.      K = {Tata, Lala, Joko}

-       Himpunan tak berhingga (Infinit) jika himpunan tersebut mempunyai anggota-anggota yang banyaknya tak berhingga. (proses membilang yang kita lakukan untuk menghitung banyak anggota himpunan tersebut tidak akan berakhir). Contohnya:
a.      Himpunan I = himpunan bilangan asli ganjil. Maka I = {1, 3, 5, …,}. Alasannya: karena jika kita membilang banyak anggota proses membilang kita tidak akan pernah berhenti.
b.       J = {x|x = himpunan bilangan-bilangan bulat positif} = {1, 2, 3, ….}

Diagram Venn


Jika A = { x | x P, x < 8 } dan B = { 10, 20, 30, ... }, maka A // B.
                      
Operasi antara Himpunan
a.      Irisan (intersection)
Irisan antara dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda “Ç. Misalkan A dan B adalah himpunan yang tidak saling lepas, maka Notasi :
A Ç B = { x | x Î A dan x Î B }
Contohnya:
Jika A = {2, 4, 6, 8, 10} dan B = {4, 10, 14, 18}, maka A Ç B = {4, 10}

Jika A = { 3, 5, 9 } dan B = { -2, 6 }, maka A B = .  Artinya:  A // B   

b.     Gabungan (union)
Gabungan antara dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda “ È”. Misalkan A dan B adalah himpunan, maka Notasi :
A È B = { x | x Î A atau x Î B }
Contohnya:
Jika A = { 2, 5, 8 } dan B = { 7, 5, 22 }, maka A B = { 2, 5, 7, 8, 22 }

c.      Komplemen (complement)
Komplemen dari himpunan merupakan unsur -unsur yang ada pada himpunan universal (semesta pembicaraan ) kecuali anggota himpunan tersebut. Misalkan A merupakan himpunan yang berada pada semesta pembicaraan U, maka komplemen dari himpunan A dinotasikan:  
A = { x | x Î U, x Ï A }.
Misalnya U = { 1, 2, 3, ..., 9 },
jika A = {1, 3, 7, 9}, maka  = {2, 4, 6, 8}
jika A = { x | x/2 P, x < 9 }, maka = { 1, 3, 5, 7, 9 }

d.      Selisih (difference)  
Selisih antara dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘– ‘. Misalnya A dan B adalah himpunan, maka selisih A dan B dinotasikan oleh Notasi :
AB = { x | x Î A dan x Ï B } = AÇB.
Contohnya:
-       Jika A = { 1, 2, 3, ..., 10 } dan B = { 2, 4, 6, 8, 10 }, maka AB = {1, 3, 5, 7, 9}
-      {1, 3, 5} – {1, 2, 3} = {5}, tetapi {1, 2, 3} – {1, 3, 5} = {2}

e.      Beda Setangkup (Symmetric Difference)  
Beda setangkup antara dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘Å’. Misalnya A dan B adalah himpunan, maka beda setangkup antara A dan B. Notasi:
A Å B = (A È B) – (AÇB) = (ABÈ (BA)
Contoh: Jika A = { 2, 3, 5, 7} dan B = { 1, 2, 3, 4, 5 }, maka A Å B = {1, 4, 7}
Beda setangkup memenuhi sifat-sifat berikut:
-       A Å B = B Å A                                     (hukum komutatif)
-       (A Å B )  Å C = A Å (B Å C )              (hukum asosiatif)

f.       Perkalian Kartesian (cartesian product)
Perkalian kartesian antara dua buah himpunan dinotasikan oleh tanda ‘x’. Misalnya A dan B adalah himpunan, maka perkalian kartesian antara A dan B dinotasikan:
A ´ B = {(a, b) ½ a Î A dan b Î B }.
Contohnya:
himpunan C = { 1, 2, 3 },  dan D = { a, b }, maka C ´ D = {(1, a), (1, b), (2, a), (2, b), (3, a), (3, b)}
Catatan:
1.     Jika A dan B merupakan himpunan berhingga, maka: ½A ´ B½ = ½A½ . ½B½.
2.     Pasangan berurutan (a, b) berbeda dengan (b, a), dengan kata lain (a, b) ¹ (b, a).
3.     Perkalian kartesian tidak komutatif, yaitu A ´ B ¹ B ´ A  dengan syarat A atau B tidak kosong. Pada Contoh di atas, D ´ C = {(a, 1), (a, 2), (a, 3), (b, 1), (b, 2), (b, 3) } ¹ C ´ D.
4.     Jika A = Æ atau B = Æ, maka A ´ B = B ´ AÆ

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar