Laman

Rabu, 16 April 2014

Kehidupan di Bumi




Teori tentang asal-usul adanya kehidupan di Bumi:
1.      Teori Abiogenesis
Mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati (Generatio Spontanea). Teori ini dicetuskan pertama kali oleh Aristoteles (384 – 322 SM), tokoh ilmu pengetahuan dari Yunani Kuno. Aristoteles melakukan pengamatan ikan-ikan di sungai. Ia berpendapat bahwa ada sebagian ikan-ikan di sungai tersebut yang berasal dari lumpur. Sebelum abad 17, orang menganggap bahwa makhluk hidup terbentuk secara spontan / sendirinya. Contohnya: 
  •  Dari gudang padi muncul tikus
  •  Dari lumpur muncul cacing.
  •  Bangkai tikus muncul ulat.

Teori abiogenesis ini didukung pula oleh seorang ilmuwan Inggris pada tahun 1700 yang bernama Nedhan. Ia melakukan penelitian dengan menggunakan rebusan kaldu. Hasil rebusan kaldu kemudian dimasukkan ke dalam botol dan ditutup dengan gabus. Setelah beberapa hari, ternyata air kaldu tersebut ditumbuhi bakteri. Akhirnya Nedhan menyimpulkan bahwa bakteri berasal dari air kaldu.

Teori ini gugur karena pada abad ke-17, Antonie van Leeuwenhoek berhasil membuat mikroskop. Penemuan mikroskop inilah yang mengawali berbagai macam percobaan untuk menguji teori-teori Abiogenesis. Leeuwenhoek mencoba mengamati air rendaman jerami dengan menggunakan mikroskop temuannya. Ternyata terlihat bahwa di dalam setetes air rendaman jerami tersebut terdapat benda-benda aneh yang sangat renik.

2.      Teori Biogenesis.
Teori yang mengemukakan  asal kehidupan suatu makhluk hidup berasal dari makhluk hidup pula. Semboyan teori Biogenesis adalah
Omne vivum ex ovo
Fransisco Redi [1626-1597], ia merupakan orang pertama yang membantah teori Generatio Spontanea. Dalam percobaan terhadap daging segar yang diletakkan di dalam tiga tabung. Tabung I ditutup rapat, tabung II ditutup kain kasa dan tabung III tidak ditutup. Setelah beberapa hari ternyata botol tabung I tidak ada mikroba, tabung II terdapat sedikit mikroba, dan tabung III terdapat banyak mikroba. Dari hasil percobaannya kemudian membuat kesimpulan bahwa mikroba yang berupa belatung yang terdapat pada daging tersebut berasal dari telur-telur lalat yang ditinggalkan pada saat lalat tersebut mengerumuni daging yang membusuk. Dari hal ini maka teori Abiogenesis runtuh diganti dengan teori Biogenesis yaitu bahwa makhluk hidup tidak begitu saja terbentuk dari benda-benda mati, melainkan dari makhluk hidup juga.

Omme vivum ex ovo
Lazzaro Spallanzani [1729 – 1799 M], seorang tokoh ilmuwan dari Italia. Ia melakukan percobaannya pada tahun 1765 untuk menentang teori Nedham. Spallanzani mengadakan pembuktian dengan air kaldu  dan hasil percobaannya sama dengan Francisco Redi yaitu makhluk hidup berasal dari sesuatu yang hidup. Spallanzani menjelaskan bahwa kegagalan percobaan Nedham karena Nedham tidak merebus tabung cukup lama sampai semua organisme terbunuh dan Nedham juga tidak menutup leher tabung dengan rapat sehingga masih ada organisme yang masuk dan tumbuh.

Omne vivum ex vivo
Louis Pasteur [1822–1895] melanjutkan percobaan spalanzani pada tahun 1864 dengan percobaan berbagai mikroorganisme. Tujuannya adalah untuk menguji dan memperbaiki percobaan dari Redi dan Spallanzani. Dengan konsep dasar yang hidup itu berasal dari yang hidup juga. Percobaan yang dilakukan dengan membuat labu berleher angsa, yang agak tertutup namun masih dapat berhubungan dengan udara. Merebus kaldu hingga mendidih kemudian kaldu tersebut didiamkan beberapa saat di dalam tabung leher angsa. Setelah beberapa hari, bakteri tidak tumbuh pada kaldu tersebut, tetapi beberapa hari kemudian air kaldu sudah ditumbuhi bakteri. Dari teori inilah maka teori abiogenesis (Generatio spontanea) tumbang. Sehingga disimpulkan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup pula.
                 
3.      Teori Evolusi Kimia
Teori ini menyatakan bahwa asal-usul kehidupan diawali oleh terbentuknya senyawa-senyawa organik di atmosfer. Dengan adanya gas, seperti metana (CH4), hidrogen (H2), uap air (H2O), dan amonia (NH3) di atmosfer serta bantuan energi dari sinar kosmis dan kilatan halilintar, dapat terbentuk senyawa organik seperti asam amino. Senyawa organik tersebut terkumpul dalam sup primordial (sup purba). Melalui sup purba inilah kemungkinan kehidupan paling sederhana muncul.
Cosmozoa
Ada pendapat bahwa makhluk hidup di bumi asal usulnya dari luar bumi, mungkin dari planet lain. Benda hidup datang dalam bentuk spora aktif yang jatuh ke bumi lalu berkembangbiak.

Teori uray
Harold Uray [1893] mengemukakan bahwa atmosfer bumi pada awal mulanya kaya akan gas-gas metana,  amoniak, hydrogen dan air. Zat itu setelah berjuta-juta tahun berkembang menjadi organisme.

Teori Oparin – Haldene
Oparin [1938] ahli biologi bangsa rusia, Pada tahun 1924 ia mempublikasikan pendapatnya tentang asal mula kehidupan. Dia menyatakan bahwa makhluk hidup terjadi dari senyawa kimia, dan pada waktu itu diatmosfer belum ada oksigen bebas. Pendapat Oparin mendapat dukungan dari J.B.S. Haldane ahli biologi berkebangsaan Inggris. Pada tahun 1936 Oparin berpendapat bahwa makhluk hidup terjadi dari hasil reaksi kimia antara molekul-molekul di dalam lautan yag panas. Lautan yang terbentuk pada mulanya bersuhu tinggi sehingga energinya dapat digunakan untuk berlangsungnya reaksi kimia. Hasil reaksi kimia membentuk semacam uap yang terdiri atas bahan organik, yaitu sebagai bahan pembentuk sel. Pendapat Oparin, Haldane dan Harold Urey, dapat dipandang sebagai hipotesis yang menyatakan adanya evolusi kimia yang mengarah pada terbentuknya makhluk hidup. dan J.B.S Haldene pendapatnya tentang asal mula kehidupan namun tak mendapat sambutan para ahli. Rangkumannya yaitu bahwa jasad hidup terbentuk dari senyawa kimia dalam laut saat atmosfer bumi belum mengandung oksigen bebas.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar