Laman

Minggu, 06 April 2014

Metode Ilmiah



Cara Memperoleh Pengetahuan yang Tidak Ilmiah dengan yang Ilmiah
Pengetahuan tidak ilmiah adalah ilmu yang diperoleh dan dikembangkan secara sistematik terhadap kemampuan diri manusia ataupun terhadap ide di dalam pikiran manusia secara deduktif dan analitik. Misalnya, pencak silat, bela diri, kebatinan, matematika, dan sebagainya.
Sedangkan, pengetahuan ilmiah adalah ilmu yang diperoleh dan dikembangkan dengan mengolah atau memikirkan realita yang berasal dari luar diri manusia secara ilmiah, dengan menerapkan metode ilmiah. Misalnya dalam kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal tertentu (objek atau lapangan) yang merupakan kesatuan yang sistematis dan memberikan penjelasan yang sistematis dan memberikan penjelasan yang sistematis yang dapat dipertanggung jawabkan dengan menunjukan sebab-sebab hal atau kejadian itu. Oleh karena itu cara memperoleh pengetahuan dan cara memperoleh pengetahuan ilmiah atau sains sudah jelas berbeda.

Langkah-langkah Operasional Metode Ilmiah
Metode ilmiah harus menjamin akan menghasilkan pengetahuan yang ilmiah, yaitu yang bercirikan objektivitas, konsisten, dan sistematik. Langkah-langkah operasionalnya sebagai berikut:
·         Perumusan masalah
Maksudnya merupakan pernyataan apa, mengapa, ataupun bagaimana tentang objek yang diteliti. Masalah ini harus jelas batas-batasnya serta dikenal faktor-faktor yang mempengaruhinya.

·         Penyusunan hipotesis
Suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, merupakan dugaan yang tentu saja didukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat dipandang sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang harus diuji kebenarannya  dalam suatu observasi atau eksperimentasi.

·         Pengujian hipotesis
Pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah diajukan untuk dapat memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak. Fakta dapat diperoleh melalui pengamatan langsung dengan mata atau melalui teleskop atau dapat juga melalui uji coba atau eksperimentasi.

·         Penarikan kesimpulan
Didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta-fakta (data), untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan diterima atau tidak. Hipotesis itu dapat diterima bila fakta yang terkumpul mendukung pernyataan hipotesis. Hipotesis yang diterima merupakan suatu pengetahuan yang kebenarannya telah diuji secara ilmiah, dan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.

Langkah di atas harus ditempuh melalui urutan yang teratur, di mana langkah yang satu merupakan landasan langkah berikutnya. Dari keterangan-keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang disusun secara sistematis, berlaku umum dan kebenarannya telah diuji secara empiris.

Keunggulan, Keterbatasan serta Peranan Metode Ilmiah
Keterbatasan
Kita mengetahui bahwa data yang digunakan untuk mengambil kesimpulan ilmiah itu berasal dari pengamatan. Pancaindera juga mempunyai keterbatasan kemampuan untuk menangkap suatu fakta atau fenomena, sehingga kesimpulan yang diambil dari fakta-fakta yang keliru juga akan keliru. Kemungkinan keliru dari suatu kesimpulan ilmiah tetap ada. Oleh karena itu, semua kesimpulan ilmiah atau kebenaran ilmu pengetahuan termasuk Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bersifat tentative artinya, suatu pendapat yang disimpulkan dengan menggunakan metode ilmiah diakui sebagai “benar” selama belum ada pendapat baru yang dapat menolak kesimpulan itu. Sebaliknya, apabila telah ditemukan kebenaran ilmiah yang dapat menolak kebenaran terdahulu maka pendapat terbarulah yang diakui sebagai kebenaran, sehingga tidak mustahil suatu kesimpulan ilmiah bisa saja berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Tidak demikian halnya dengan pengetahuan yang didapat dari wahyu illahi. Kebenaran dari pengetahuan ini bersifat mutlak, artinya tidak akan berubah sepanjang masa.
Metode ilmiah memang tidak sanggup menguji adanya Tuhan; metode ilmiah juga tidak dapat menjangkau untuk membuat kesimpulan berkenaan dengan baik dan buruk atau sistem nilai, juga tidak dapat menjangkau tentang seni dan keindahan.

Keunggulan
Ilmu pengetahuan (termasuk IPA) yang sifatnya objektif, metodik, sistematik dan berlaku umum akan membimbing kita pada sikap ilmiah yang terpuji sebagai berikut : 
·     Mencintai kebenaran yang objektif, bersikap adil, dan semua akan menjurus ke arah hidup yang bahagia.
·       Menyadari kebanaran itu tidak absolut; hal ini dapat menjurus ke arah mencari kebenaran itu terus menerus.
·    Orang tidak percaya pada tahayul, astrologi maupun untung-untungan karena segala sesuatu di alam semesta ini terjadi melalui suatu proses yang teratur.
·     Membimbing untuk ingin tahu lebih banyak. Ilmu pengetahuan yang kita peroleh tentunya akan sangat membantu pola kehidupan kita.
·     Membimbing untuk tidak berpikir secara prasangka, tetapi berpikir secara terbuka atau objektif, suka menerima pendapat orang lain atau bersikap toleran. 
·     Membimbing untuk tidak percaya begitu saja pada suatu kesimpulan tanpa adanya bukti-bukti   yang nyata. 
·    Membimbing untuk selalu bersikap optimis, teliti dan berani membuat suatu pernyataan yang  menurut keyakinan ilmiah kita adalah benar.

Peranan metode ilmiah
a.       Untuk memberikan penjelasan logis dalam ilmu empiris
b.      Sebagai landasan dalam melakukan suatu penelitian ilmiah
c.       Memberikan bukti yang konkrit terhadap suatu ilmu pengetahuan

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar