Cara
Memperoleh Pengetahuan yang Tidak Ilmiah dengan yang Ilmiah
Pengetahuan tidak ilmiah adalah ilmu
yang diperoleh dan dikembangkan secara sistematik terhadap kemampuan diri
manusia ataupun terhadap ide di dalam pikiran manusia secara deduktif dan
analitik. Misalnya, pencak silat, bela diri, kebatinan, matematika, dan
sebagainya.
Sedangkan, pengetahuan ilmiah adalah
ilmu yang diperoleh dan dikembangkan dengan mengolah atau memikirkan realita
yang berasal dari luar diri manusia secara ilmiah, dengan menerapkan metode
ilmiah. Misalnya dalam kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal tertentu (objek
atau lapangan) yang merupakan kesatuan yang sistematis dan memberikan
penjelasan yang sistematis dan memberikan penjelasan yang sistematis yang dapat
dipertanggung jawabkan dengan menunjukan sebab-sebab hal atau kejadian itu.
Oleh karena itu cara memperoleh pengetahuan dan cara memperoleh pengetahuan
ilmiah atau sains sudah jelas berbeda.
Langkah-langkah
Operasional Metode Ilmiah
Metode ilmiah harus menjamin akan
menghasilkan pengetahuan yang ilmiah, yaitu yang bercirikan objektivitas,
konsisten, dan sistematik. Langkah-langkah operasionalnya sebagai berikut:
·
Perumusan
masalah
Maksudnya merupakan pernyataan apa,
mengapa, ataupun bagaimana tentang objek yang diteliti. Masalah ini harus
jelas batas-batasnya serta dikenal faktor-faktor yang mempengaruhinya.
·
Penyusunan
hipotesis
Suatu pernyataan yang menunjukkan
kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Dengan
kata lain, merupakan dugaan yang tentu saja didukung oleh pengetahuan yang
ada. Hipotesis juga dapat dipandang sebagai jawaban sementara dari permasalahan
yang harus diuji kebenarannya dalam suatu observasi atau eksperimentasi.
·
Pengujian
hipotesis
Pengumpulan fakta-fakta yang relevan
dengan hipotesis yang telah diajukan untuk dapat memperlihatkan apakah terdapat
fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak. Fakta dapat
diperoleh melalui pengamatan langsung dengan mata atau melalui teleskop atau
dapat juga melalui uji coba atau eksperimentasi.
·
Penarikan
kesimpulan
Didasarkan atas penilaian melalui analisis
dari fakta-fakta (data), untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan
diterima atau tidak. Hipotesis itu dapat diterima bila fakta yang terkumpul
mendukung pernyataan hipotesis. Hipotesis yang diterima merupakan suatu pengetahuan
yang kebenarannya telah diuji secara ilmiah, dan merupakan bagian dari
ilmu pengetahuan.
Langkah di atas harus ditempuh
melalui urutan yang teratur, di mana langkah yang satu merupakan landasan
langkah berikutnya. Dari keterangan-keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa
ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang disusun secara sistematis, berlaku
umum dan kebenarannya telah diuji secara empiris.
Keunggulan,
Keterbatasan serta Peranan Metode Ilmiah
Keterbatasan
Kita mengetahui bahwa data yang digunakan
untuk mengambil kesimpulan ilmiah itu berasal dari pengamatan. Pancaindera juga
mempunyai keterbatasan kemampuan untuk menangkap suatu fakta atau fenomena,
sehingga kesimpulan yang diambil dari fakta-fakta yang keliru juga akan keliru.
Kemungkinan keliru dari suatu kesimpulan ilmiah tetap ada. Oleh karena itu,
semua kesimpulan ilmiah atau kebenaran ilmu pengetahuan termasuk Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) bersifat tentative artinya, suatu pendapat yang
disimpulkan dengan menggunakan metode ilmiah diakui sebagai “benar” selama
belum ada pendapat baru yang dapat menolak kesimpulan itu. Sebaliknya, apabila
telah ditemukan kebenaran ilmiah yang dapat menolak kebenaran terdahulu maka
pendapat terbarulah yang diakui sebagai kebenaran, sehingga tidak mustahil suatu
kesimpulan ilmiah bisa saja berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
itu sendiri. Tidak demikian halnya dengan pengetahuan yang didapat dari wahyu
illahi. Kebenaran dari pengetahuan ini bersifat mutlak, artinya tidak akan
berubah sepanjang masa.
Metode ilmiah memang tidak sanggup
menguji adanya Tuhan; metode ilmiah juga tidak dapat menjangkau untuk membuat
kesimpulan berkenaan dengan baik dan buruk atau sistem nilai, juga tidak dapat
menjangkau tentang seni dan keindahan.
Keunggulan
Ilmu pengetahuan (termasuk IPA) yang
sifatnya objektif, metodik, sistematik dan berlaku umum akan membimbing kita
pada sikap ilmiah yang terpuji sebagai berikut :
· Mencintai kebenaran yang objektif,
bersikap adil, dan semua akan menjurus ke arah hidup yang bahagia.
· Menyadari kebanaran itu tidak
absolut; hal ini dapat menjurus ke arah mencari kebenaran itu terus menerus.
· Orang tidak percaya pada tahayul,
astrologi maupun untung-untungan karena segala sesuatu di alam semesta ini
terjadi melalui suatu proses yang teratur.
· Membimbing untuk ingin tahu lebih
banyak. Ilmu pengetahuan yang kita peroleh tentunya akan sangat membantu pola
kehidupan kita.
· Membimbing untuk tidak berpikir
secara prasangka, tetapi berpikir secara terbuka atau objektif, suka menerima
pendapat orang lain atau bersikap toleran.
· Membimbing untuk tidak percaya
begitu saja pada suatu kesimpulan tanpa adanya bukti-bukti yang
nyata.
· Membimbing untuk selalu bersikap
optimis, teliti dan berani membuat suatu pernyataan yang menurut
keyakinan ilmiah kita adalah benar.
Peranan metode ilmiah
a.
Untuk memberikan penjelasan logis
dalam ilmu empiris
b.
Sebagai landasan dalam melakukan
suatu penelitian ilmiah
c.
Memberikan bukti yang konkrit
terhadap suatu ilmu pengetahuan
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar