Laman

Minggu, 19 April 2015

Analisis Transaksional (Berne)





Merupakan salah satu pendekatan psychotherapy yang menekankan pada hubungan interaksional. Ini dapat digunakan untuk terapi individual, terutama untuk pendekatan kelompok. Pendekatan ini menekankan pada aspek perjanjian dan keputusan. Melalui perjanjian, tujuan dan arah proses terapi dikembangkan, di sini ditekankan pentingnya keputusan-keputusan yang diambil oleh klien. Prosesnya juga mengutamakan kemampuan klien untuk membuat keputusan sendiri, dan keputusan baru, guna kemajuan hidupnya sendiri. Teori ini karya besar Eric Berne (1964), yang ditulisnya dalam buku Games People Play. Berne adalah seorang ahli ilmu jiwa terkenal dari kelompok Humanisme.
Teori analisis transaksional merupakan teori yang sangat populer dan digunakan dalam konsultasi pada hampir semua bidang ilmu perilaku. Teori analisis transaksional telah menjadi salah satu teori komunikasi antarpribadi yang mendasar. Kata transaksi selalu mengacu pada proses pertukaran dalam suatu hubungan. Yang dipertukarkan adalah pesan-pesan verbal maupun nonverbal. Analisis transaksional berakar dalam filsafat anti deterministic yang memandang bahwa kehidupan manusia bukanlah suatu yang sudah ditentukan. Analisis transaksional didasarkan pada asumsi atau anggapan bahwa orang mampu memahami keputusan-keputusan pada masa lalu dan kemudian dapat memilih untuk memutuskan kembali atau menyesuaikan kembali keputusan yang telah pernah diambil.

Konsep dasar pandangan Berne tentang perilaku
Berne dalam pandangannya meyakini bahwa manusia mempunyai kapasitas untuk memilih dan, dalam menghadapi persoalan-persoalan hidupnya. Gringkers’s mengemukakan pandangannya bahwa hakikat hidup manusia selalu ditempatkan dalam interaksi dan interelasi sebagai dasar bagi pertumbuhan dirinya. Memahami konsep pokok analisis transaksional tentang kepribadian manusia tersimpul dalam istilah yang digunakan dalam teori ini yaitu :
Ego State (Keadaan Ego)
Dalam diri setiap manusia, seperti dikutip Collins (1983), memiliki tiga status ego. Sikap dasar ego yang mengacu pada
-        Sikap orangtua (Parent= P. exteropsychic)
Prototype yang ditampilkan seseorang seperti layaknya nyokap yakni penampilan yang terikat kepada sistem nilai, moral dan serangkaian kepercayaan. Bentuk nyatanya berupa pengontrolan, membimbing, membantu mengarahkan, menasehati, menuntun atau dapat pula mengecam, mengkritik, mengumando, melarang, mencegah atau memerintah dan lain-lain.

-        Sikap orang dewasa (Adult=A. neopsychic);
Reaksi yang bersifat realistis dan logis. Status ego ini sering disebut komplek Karena bertindak dan mengambil keputusan berdasarkan hasil pemerosesan informasi dari data dan fakta lapangan. Karena itu, Berne menyebut status ego ini dengan Neopsyche. Kata-kata yang sering dipergunakan adalah benar, salah, praktis, dan masih banyak lagi.

-        Ego anak (Child= C, arheopsychic).
Merupakan keadaaan dan reaksi emosi yang kadang-kadang adaptif, intuitif, kreatif, dan emosional, tetapi kadang-kadang juga bertindak lepas, ingin terbebas dari pengaruh orang lain. Kata-kata yang sering digunakan dapat berupa “Wah !”, Tidak mau. Tidak bisa, dan lainnya.

Transaksional,
Merupakan inti dari konsep terapi ini. Sebenarnya istilah ini yang sering dipergunakan dalam lapangan komunikasi. Transaksi diatikan sebagai hubungan stimulus respons atau dua ego state. Transaksi akan terjadi bila seseorang (A) memberikan rangsangan (stimulus) kepada orang lain (B), B memberi respons dan pada gilirannya respons B itu menjadi stimulus bagi A dan begitu seterusnya.
Menurut Berne, transaksi terjalin antar ego state. Dari sudut Ego state ini, Berne mengemukakan adanya 3 macam, yaitu transaksi yang bersifat:
-       Transaksi Komplementer :  Transaksi antar dua ego yang sama, seperti orang lagi 
                                                   pacaran.
-      Transaksi silang (Crossed) : Transaksi antar dua ego state yang berbeda. Ada tiga bentuk dengan contohnya: OD (ujian skripsi), OA (guru di kelas) D–A (dokter-pasien).
-        Transaksi tersamar atau semu (Ulterior)
Transaksi antar dua ego namun diikuti terjadinya transaksi dua ego lain yang tidak kelihatan atau tertutup, namun dirasakan oleh orang yang melakukannya. Transaksi yang tidak kelihatan itu mengandung kesan psikologis.
Bentuk ketiga transaksi tersebut adalah : Komplementer Silang Tersamar Dari ketiga macam transaksi tersebut diatas, maka transaksi yang baik adalah Transaksi antara ego state Dewasa dengan Dewasa, karena lebih bersifat lities dan logis.

Games (Permainan),
Komunikasi antara dua manusia sebenarnya bagaikan sebuat permainan (games), ada yang kalah (korban) dan ada pula yang menang (penindas). Orang yang kalah atau menang dapat silih berganti. Kalau yang kalah berhasil mencari penyelamatan, dia akan bergerak menjadi penindas dan mengeser lawannya jadi korban, dan begitulah seterusnya. Orang menjadi pemenang akan merasa puas. Penindas diinndikasikan bilamana ia berhasil menggunakan egostate O. Namun bila lawannya berhasil mencari penyelamatan dan kemudian menggunakan egostate O terhadapnya ia akan merasa terhina. Sehingga oleh Compos disebut Orang yang menang disebut pendulang kopon emas, dan ya kalah disebut pengumpul kopon cokelat. Oleh karena itu perilaku seseorang dapat berubah dalam setiap transaksi dengan orang lain. Kadang-kadang dia bersifat penindas, dan kadang-kadang sebagai korban. Perubahan bentuk peranan ini dapat digambarkan dalam drama segi tiga (threangle) di bawah. Penindas Penyelamat Korban.

Stroke (Dorongan atau Perhatian )
Interaksi antar manusia membutuhkan dorongan atau perhatian agar tercipta perubahan. Stroke ini dapat dibedakan atas
-        Stroke negatif dan positif,
Stroke positif   :  mengakibatkan seseorang merasa dihargai dan diperhatikan sehingga menimbulkan motivasi yang kuat baginya untuk melakukan perubahan.
Stroke negatif  :  mengakibatkan seseorang merasa kecewa atau penyesalan.
-       Stroke bersyarat dan tanpa syarat.
Stroke bersyarat adalah dorongan atau perhatian yang diberikan bila dia berhasil melakukan suatu prasyaratnya terlebih dahulu. “Kamu akan saya sayangi bila kamu patuh”. Sedangkan stroke tanpa syarat seperti “ Ibu menyayangimu nak“

Skript (Script)
Istilah ini bagi Berne digunakan untuk menunjukan pola kehidupan yang dapat berwujud cara bertingkah laku yang diyakini, sebagai cara, nasib, atau modus bagi dirinya. Tidak jarang pula boleh menjadi batas atau standar sukses ya ditanamkan orang tuanya. Skript bisa mempengaruhi interksi seseorang dengan orang lain. Kendatipun hal ini tidak disadarinya. Skript ini bisa mempengaruhi sehat tidaknya. Skript ini menurut dapat diubah dengan memahami kembali atau mendefinisikannya kembali melalui interaksi seseorang dengan terapist.

Egogram (Takaran Energi Ego)
Istilah Egogram dikembangkan oleh Dusay yang dipakai untuk menunjukan fungsi dan besarnya kekuatan energi yang terdapat pada masing-masing ego state, terutama yang berhubungan dengan aspek emosional. Kendatipun Berne membagi ego state atas O, D dan A, Dusay membagi Egogram manusia atas 5 macam yang dikembangkan dari Ego state tersebut. Status Ego Egogram seperti:
-          Parent : Orang tua (O) Critical Parent : Kritikan O (KO)
-          Nurturing Parent : Pemeliharaan O (PO)
-          Adult : Dewasa (D) Adult : (D)
-          Child : Anak-anak (A) Free Child : Kebebasan Anak (KA)
-          Adapted Child : Adaptasi Anak (AA)
Kelima macam Egogram ini mempunyai energi yang berbeda untuk setiap orang. Perbedaan energi egogram menyebabkan perbedaan kepribadian seseorang. Orang yang rendah energi KO, bersifat mudah tergoda, rendah NO kesepian atau depresi, rendah D kesulitan konsentrasi atau memecahkan masalah, rendah KA kehilangan kreativitas, intuitif dan semangat hidup, sedangkan rendah AA bersikap tidak kompromi atau konfrontasi. Seseorang yang baik jadi Konselor adalah punya D sangat tinggi, PO lebih tinggi dari KO, AA lebih rendah dari KA serta sangat rendah KA.

Unsur-unsur Terapi
Munculnya masalah / gangguan,
Meskipun percaya bahwa manusia memiliki kesanggupan untuk memilih, Berne merasa bahwa hanya sedikit orang yang sampai pada kesadaran akan perlunya menjadi otonom. Manusia dilahirkan bebas tetapi satu hal yang paling penting yang dipelajari adalah berbuat sebagaimana diperintahkan dan dia menghabiskan sisi hidupnya dengan berbuat seperti itu. Jadi, penghambaan diri yang pertama dijalani adalah penghambaan pada orang tua. Dia menuruti perintah-perintah orang tua untuk selamanya, hanya dalam beberapa keadaan saja memperoleh hak untuk memilih cara-cara sendiri dan menghibur diri dengan suatu ilusi tentang otonomi.

Tujuan terapi
Tujuan dasar dari terapi ini membantu klien dalam membuat keputusan-keputusan baru yang menyangkut tingkah lakunya sekarang dan arah hidupnya. Sasarannya mendorong klien agar menyadari bahwa kebebasan dirinya dalam memilih telah dibatasi oleh keputusan-keputusan dini mengenai posisi hidupnya, terhadap cara-cara hidup yang mandul dan determistik. Intinya adalah menggantikan gaya hidup yang ditandai oleh permainan yang manipulatif dan oleh skenario-skenario hidup yang mengalahkan diri, dengan gaya hidup otonom yang ditandai oleh kesadaran, spontanitas, dan keakraban. Menurut Eric Berne, dalam bukunya yang berjudul “Principles of Group Treatment, (1966)” terdapat empat tujuan yang ingin dicapai dalam konseling analisis transaksional, yaitu :
1)    Konselor membantu klien yang mengalami kontaminasi (pe cemaran) status ego yang berlebihan.
2)  Konselor berusaha membantu mengembangkan kapasitas diri klien dalam menggunakan semua status egonya yang cocok. Ini menyangkut pula dalam memperoleh kebebasan dan kemampuan yang dapat ditembus di antara status egonya.
3)   Konselor berusaha membantu klien di dalam mengembangkan seluruh status ego dewasanya. Pengembangan ini pada hakikatnya adalah menetapkan penalaran dan pemikiran individu. Untuk itu dibutuhkan kemampuan serta kapasitas yang optimal dalam mengatur hidupnya sendiri.
4)    Membantu klien dalam membebaskan dirinya dari posisi yang kurang cocok serta menggantinya dengan rencana hidup yang baru, atau naskah hidup (life script) yang lebih produktif.

Peran terapis
-   Membantu klien dalam menemukan kondisi-kondisi masa lampau yang merugikan yang menyebabkan klien membuat putusan-putusan dini tertentu, memungut rencana-rencana hidup, dan mengembangkan strategi-strategi yang telah digunakannya dalam menghadapi orang lain yang sekarang barangkali ingin dipertimbangkannya.
-     Membantu memperoleh kesadaran yang lebih realitas dan mencari alternatif-alternatif guna menjalani kehidupan yang lebih otonom.
-       Membantu agar klien memperoleh perangkat yang diperlukan bagi perubahan.
-       Mendorong dan mengajari klien agar lebih mempercayai ego orang dewasanya sendiri ketimbang ego orang dewasa terapis dalam memeriksa putusan-putusan lamanya dan dalam membuat putusan-putusan baru.

Teknik-teknik Terapi
-        Analisis struktural,
Klien akan belajar mengenali ketiga perwakilan ego-nya, ini dapat membantu klien untuk mengubah pola-pola yang dirasakan dapat menghambat dan membantu klien untuk menemukan perwakilan ego yang dianggap sebagai landasan tingkah lakunya, sehingga dapat melihat pilihan-pilihan.

-        Metode-metode didaktik
Terapi ini menekankan pada domain kognitif, prosedur belajar-mengajar menjadi prosedur dasar dalam terapi ini.

-        Analisis transaksional
Penjabaran dari yang dilakukan orang-orang terhadap satu sama lain, sesuatu yang terjadi diantara orang-orang melibatkan suatu transaksi diantara perwakilan ego mereka, dimana saat pesan disampaikan diharapkan ada respon.

-        Permainan peran
Prosedur-prosedur terapi ini dikombinasikan dengan teknik psikodrama dan permainan peran. Dalam terapi kelompok, situasinya dapat melibatkan para anggota lain. Seseorang anggota kelompok memainkan peran sebagai perwakilan ego yang menjadi sumber masalah bagi anggota lainnya, kemudian dia berbicara pada anggota tersebut. Bentuk permainan yang lain adalah permainan menonjolkan gaya-gaya yang khas dari ego Orang Tua yang konstan.

-        Analisis upacara, hiburan, dan permainan, analisis transaksional
Meliputi pengenalan terhadap upacara (ritual), hiburan, dan permainan yang digunakan dalam menyusun waktunya. Penyusunan waktu adalah bahan penting bagi diskusi dan pemeriksaan karena merefleksikan keputusan tentang bagaimana menjalankan transaksi dengan orang lain dan memperoleh perhatian.

-        Analisa skenario
Kekurangan otonomi berhubungan dengan keterikatan individu pada skenario atau rencana hidup yang ditetapkan pada usia dini sebagai alat untuk memenuhi kebutuhannya di dunia sebagaimana terlihat dari titik yang menguntungkan menurut posisi hidupnya. Skenario kehidupan, yang didasarkan pada serangkaian keputusan dan adaptasi sangat mirip dengan pementsan sandiwara.

Daftar  Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar