Laman

Senin, 20 April 2015

Perspektif Integratif





Bentuk-bentuk psikoterapi integratif sangat bervariasi tergantung pada versi yang sedang dipertimbangkan, namun semua berbagi satu tujuan dan maksud bersama. Psikoterapi integratif adalah hasil dari perpaduan dari konsep teoritis dan teknik klinis dari dua atau lebih sekolah psikoterapi tradisional (seperti terapi psikoanalisis dan behavior) menjadi satu pendekatan terapi. Diharapkan bahwa terapi sintesis ini akan lebih kuat dan berlaku untuk populasi dan masalah klinis yang lebih luas daripada psikoterapi model individual yang membentuk dasar dari model integrasi.
Sejarah awal upaya integrasi disusun oleh Marvin Goldfried dan Cory Newman pada tahun 1992, dan oleh Jerold Gold pada tahun 1993, diidentifikasi terpencar tapi memiliki kontribusi yang penting sejak 1933, ketika Thomas French berpendapat bahwa konsep dari pembelajaran Pavlov harus diintegrasikan dengan psikoanalisis. Pada tahun 1944, Robert Sears menawarkan sebuah perpaduan dari teori belajar dan psikoanalisis seperti yang dilakukan John Dollard dan Neal Miller pada tahun 1950 yang diterjemahkan dari konsep dan metode psikoanalisis ke dalam bahasa dan kerangka prinsip-prinsip pembelajaran laboratorium.
Proses psikoterapi eksperiensial merupakan sebuah inovasi yang diperkenalkan oleh Leslie Greenberg, Laura Rice, dan Robert Elliot pada tahun 1993, acceptance and commitment therapy (ACT) yang dijelaskan oleh Steven Hayes, Kirk Stroshal, dan Kelly Wilson pada tahun 1999, adalah contoh penting pendekatan integratif yang sangat bergantung pada pendekatan integrasi humanistik dan eksperiensial dengan terapi perilaku kognitif.
Pada tahun 1992 John Norcross dan Cory Newman mengidentifikasi delapan variabel yang mendorong penyebaran psikoterapi integratif setelah puluhan tahun, yaitu:
-          meningkatnya jumlah sekolah psikoterapi,
-          kurang jelasnya dukungan empiris untuk keberhasilan sekolah terapi,
-          kegagalan teori tunggal untuk menjelaskan dan memprediksi patologi, atau 
       perubahan perilaku dan kepribadian,
-          pertumbuhan jumlah dan kepentingan jangka pendek, psikoterapi terfokus,
-          komunikasi yang lebih besar antara klinisi dan sarjana yang menghasilkan 
       kesediaan, kesempatan, dan eksperimentasi,
-          gangguan dalam ruang konsultasi dari realitas dukungan sosial ekonomi yang 
       terbatas oleh pihak ketiga untuk psikoterapi jangka panjang,
-          identifikasi faktor-faktor umum dalam psikoterapi yang terkait dengan hasil,
-          perkembangan organisasi profesi, konferensi, dan jurnal yang didedikasikan 
       untuk diskusi dan studi perspektif integratif.
Ada beberapa macam perspektif utama yang digunakan dalam psikoterapi. Beberapa aspek dari berbagai macam teori dapat terlihat berguna dan menarik, sehingga sulit menentukan pendekatan mana yang terbaik. Kebanyakan klinisi memilih aspek dari berbagai macam model, tidak memperkecilnya dengan hanya menggunakan satu pendekatan saja. Pada kenyataannya, dalam beberapa dekade ini, ada perubahan dramatis dari pendekatan klinis yang dangkal yang bersumber dari satu model teori. Sebagian besar klinisi akan menggunakan pendekatan yang dianggap eklektik atau integral. Terapis melihat kebutuhan klien dari berbagai macam perspektif dan mengembangkan perencanaan treatmen yang dapat memberikan pengaruh terhadap permasalahan yang dihadapi.

Unsur-unsur terapi
Tujuan terapi
-        Membantu klien mengembangkan integritasnya pada level tertinggi, 
      yang ditandai oleh adanya aktualisasi diri dan integritas yang memuaskan.
-        Menyadari klien sepenuhnya mengenai situasi masalahnya.
-        Mengajarkan klien secara sadar dan intensif memiliki latihan pengendalian di 
      atas masalah tingkah laku.

Peran terapis
Peran terapis sangat ditentukan oleh pendekatan yang digunakan dalam proses terapi. Beberapa ahli memberi penekanan bahwa terapis perlu memberi perhatian kepada klien agar dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan yang diinginkan klien. Pada dasarnya seluruh pendekatan berkeinginan membantu terapis mengubah diri klien.

Teknik-teknik terapi
Goldfried dan Norcross berpendapat bahwa dalam perspektif integratif terdapat tiga teknik terapi, yaitu:
-        Eklektikisme (electicsm)
Merupakan pandangan yang berusaha menyelidiki berbagai sistem metode, teori, atau doktrin, yang dimaksudkan untuk memahami dan bagaimana menerapkannya dalam situasi yang tepat. Pendekatan ini berusaha untuk mempelajari teori-teori yang ada dan menerapkannya dalam situasi yang dipandang tepat. Teknik ini dapat pula disebut dengan pendekatan konseling integratif.
-        Integrasi teoritis (theoretical integration)
Melibatkan formulasi pendekatan psikoterapi yang memberikan model yang berbeda-beda dan memberikan dasar yang konsisten dalam pekerjaan klinis seseorang. Misal, klinisi secara konsisten dapat memilih dua dasar teoritis, seperti sistem keluarga dan perilaku kognitif yang kemudian dari kedua dasar teoritis tersebut klinisi mengembangkan model intervensi. Dengan cara tertentu, klinisi mengembangkan modelnya sendiri berdasarkan sintesis konseptual yang memberikan kontribusi terhadap model yang telah dikembangkan sebelumnya. Pada permasalahan independen yang ada saat ini, terapis dengan konsisten dapat mencari cara ketika sistem keluarga dan kognisi yang maladaptif memberikan kontribusi terhadap stres pada klien. Intervensi yang dilakukan berdasarkan pada pendekatan yang membawa kedua model secara bersamaan.
-        Faktor umum (common factor approach)
Pada integrasi, klinisi mengembangkan strategi dengan mempelajari kesamaan inti unsur dari berbagai macam terapi dan memilih komponen yang selama beberapa waktu  memperlihatkan sebagai kontributor yang sangat efektif dalam memberikan hasil yang positif dari psikoterapi. Wampold (dalam Halgin & Whitbourne, 2010) menyimpulkan bahwa faktor umum jika dibandingkan dengan teknik yang spesifik merupakan faktor yang dapat membuat psikoterapi bekerja.
Beberapa klinisi mengombinasikan elemen dari tiga pendekatan integral yang menghasilkan dengan apa yang disebut sebagai mixed model of integration.

Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar