Artikel humanistik eksistensial telah di jelaskan gambaran
umum terapi psikoanalisis eksistensial. Nah sekarang dalam artikel ini saya
ingin memberikan yang lebih spesifik lagi. Selamat menikmati membacanya.
Konsep
Dasar Pandangan Humanistik Eksistensial tentang Perilaku / Kepribadian
Humanistik eksistensial mengutamakan
sikap yang menekankan pada pemahaman atas manusia. Terapi ini bukan merupakan
terapi tunggal, melainkan suatu pendekatan yang mencakup terapi-terapi yang
berlainan yang kesemuanya berlandaskan konsep-konsep dan asumsi-asumsi tentang
manusia. Konsep-konsep utama ini yang menjadi landasan bagi terapis, yaitu:
- Kesadaran
Diri
Manusia memiliki kesanggupan
untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang
memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan. Semakin kuat kesadaran diri
seorang, maka akan semakin besar pula kebebasan.
- Kebebasan,
tanggung jawab, dan kecemasan
Kesadaran atas kebebasan dan
tanggung jawab bisa menimbulkan kecemasan. Kecemasan ekstensial bisa diakibatkan
karena keterbatasan dan kemungkinan yang tidak dapat dihindarkan untuk mati
(nonbeing). Kesadaran atas kematian memiliki arti penting bagi kehidupan
individu sekarang, sebab kesasaran tersebut menghadapkan individu pada
kenyataan bahwa dia memiliki waktu yang terbatas untuk mengaktualkan
potensi-potensinya.
- Penciptaan
Makna
Manusia unik berarti manusia
berusaha untuk menentukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan
memberikan makna bagi kehidupan. Manusia harus menghadapi kesendirian (lahir
sendirian dan mati sendirian). Walau hakikatnya sendirian, manusia memiliki
kebutuhan berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab
manusia merupakan mahluk rasional. Manusia juga berusaha untuk mengaktualkan
diri yakni mengungkapkan potensi-potensi manusiawinya.
Pandangan Maslow
tentang Motivasi
Teori
kepribadian Maslow dibuat berdasarkan beberapa asumsi dasar mengenai motivasi
yaitu:
- Pendekatan menyeluruh pada motivasi (holistic approach to motivation)
- Motivasi biasanya kompleks atau terdiri dari beberapa hal (motivation is usually complex)
- Orang-orang berulang kali termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan (people are continually motivated by one need or another)
- Semua orang dimanapun termotivasi oleh kebutuhan dasar yang sama (all people everywhere are motivated by the same basic needs)
- Kebutuhan-kebutuhan dapat dibentuk menjadi sebuah hierarki (needs can be arranged on hierarchy).
Hierarki Kebutuhan
Konsep hierarki
kebutuhan diungkapkan Maslow bahwa kebutuhan dilevel rendah harus terpenuhi
atau paling tidak tercukupi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di
level lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi.
Lima kebutuhan yang membentuk hierarki antara lain:
1)
Kebutuhan konatif (conative
needs)
Kebutuhan ini
memiliki karakter mendorong atau memotivasi. Kebutuhan ini sering disebut
kebutuhan dasar yang dapat di bentuk menjadi sebuah hierarki (tangga) dimana
anak tangga menggambarkan kebutuhan yang lebih tinggi, tetapi bukan merupakan
kebutuhan untuk bertahan hidup.
Maslow mengungkapkan
kebutuhan-kebutuhan ini berdasarkan prapotensi dari masing-masing seperti
·
Fisiologis (physiological)
Kebutuhan yang
paling mendasar dari setiap manusia yang termasuk di dalamnya makanan, air,
oksigen, mempertahankan suhu tubuh, dan lain sebagainya.
·
Keamanan (safety)
Ketika kebutuhan
fisiologis tercapai, mereka termotivasi dengan kebutuhan akan aman. Yang termasuk
dalam kebutuhan ini adalah keamanan fisik, stabilitas, ketergantungan,
perlindungan, dan kebebasan dari kekuatan-kekuatan yang mengancam, seperti
perang, terorisme, penyakit, rasa takut, kecemasan, bahaya, kerusuhan, dan
bencana alam. Kebutuhan akan hukum, ketentraman, dan keteraturan juga merupakan
bagian dari kebutuhan kebutuhan akan keamanan (Maslow, 1970).
·
Cinta dan keberadaan (love
and belongingness)
Setelah dua kebutuhan
terpenuhi, mereka akan termotivasi akan cinta dan keberadaan seperti keinginan
untuk berteman, keinginan untuk mempunyai pasangan dan anak, kebutuhan untuk
menjadi bagian dari sebuah keluarga, perkumpulan, lingkungan masyarakat atau negara.
·
Penghargaan (esteem)
Setelah memenuhi
kebutuhan cinta dan keberadaan, mereka bebas untuk mengejar kebutuhan penghargaan.
Yang mencakup dalam penghormatan diri, kepercayaan diri, kemampuan dan
pengetahuan yang orang lain hargai tinggi.
·
Aktualisasi diri (self
actualization)
Ketika kebutuhan
di level rendah terpenuhi, secara otomatis beranjak ke level berikutnya. Maslow
(1950) berasumsi bahwa kebutuhan akan aktualisasi diri muncul jika penghargaan terpenuhi.
Kebutuhan ini mencakup pemenuhan diri, sadar akan semua potensi diri, dan
keinginan untuk menjadi sekreatif mungkin (Maslow, 1970)
2) Kebutuhan estetika (aesthetic
needs)
Kebutuhan ini
tidaklah bersifat universal tetapi setidaknya beberapa orang disetiap kultur
termotivasi oleh kebutuhan akan keindahan, dan pengalaman menyenangkan secara
estetis (Maslow, 1967).
3) Kebutuhan kognitif (cognitive
needs)
Sebagian besar
orang mempunyai keinginan untuk mengetahui, untuk memecahkan misteri, untuk
memahami, dan untuk menjadi penasaran. Maslow (1968b,1970) percaya bahwa
orang-orang yang sehat mempunyai keinginan untuk mengetahui lebih besar,
berteori, membuktikan hipotesis, menyelesaikan misteri, atau mencari tahu
tentang bagaimana suatu hal berfungsi hanya karena mereka penasaran.
4) Kebutuhan neurotik (neurotic
needs)
Jika ketiga
kebutuhan diatas tidak dipenuhi, maka akan mengarahkan pada penyakit. Akan tetapi
kebutuhan ini hanya mengarah pada kegagalan berkembangan dan penyakit
(Maslow,1970). Kebutuhan ini memupuk gaya hidup yang tidak sehat dan tidak
adanya keinginan berusaha memperoleh aktualisasi diri. Kebutuhan neurotik
biasanya bersifat rektif yaitu kebutuhan yang berperan sebagai kompensasi atas
kebutuhan-kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi. Contohnya seseorang yang tidak
memenuhi kebutuhan akan keamanannya dapat mengembangkan keinginan yang kuat
untuk mengumpulkan uang atau barang-barang atau barang-barang kepemilikannya. Dorongan
mengoleksi ini merupakan kebutuhan neurotik yang dapat mengarah pada penyakit
jika kebutuhan ini terpenuhi maupun tidak.
Aktualisasi Diri
Diatas telah di
bahas sedikit tentang aktualisasi diri. Ternyata didalamnya, aktualisasi diri memiliki kriteria aktualisasi
diri seperti
1.
Terbebas dari psikopatologi
atau penyakit psikologis
2.
Telah menjalani hierarki kebutuhan
3. Orang-orang tersebut menjunjung nilai-nilai B
Orang-orang yang
mengaktualisasi diri dalam daftarnya merasa nyaman dan menuntut kejujuran,
keindahan, keadilan, kesederhanaan, dan kejenakaan.
4. Menggunakan seluruh bakat, kemampuan, potensi dan lainnya.
Harus memenuhi
kebutuhan mereka untuk tumbuh, berkembang, dan semakin menjadi apa yang mereka
bisa.
Unsur-unsur
Terapi
Munculnya masalah /
gangguan
Ketika menekankan kebebasan
bawaan manusia untuk memilih, bertanggung jawab atas pilihan mereka, dan hidup
sangat banyak pada saat ini. Hidup sehat di sini dan sekarang menghadapkan kita
dengan realitas eksistensial menjadi, kebebasan, tanggung jawab, dan pilihan,
serta merenungkan eksistensi yang pada gilirannya memaksa kita untuk menghadapi
kemungkinan pernah hadir ketiadaan.
Tujuan terapi
- Mengurangi rasa ketergantungan kepada orang lain dan untuk memotivasi individu menuju aktualisasi diri.
- Membantu menyadari keberadaanya dalam dunia: “Ini adalah saat ketika pasien melihat dirinya sebagai orang yang terancam, yang hadir di dunia yang mengancam dan sebagai subyek yang memiliki dunia”.
- Memperluas dan memperlebar lapangan visual pasien.
Peran terapis
- Menantang klien untuk memeriksa kehidupannya dan mempertimbangkan kebebasan mereka yang terganggu.
- Membantu menghilangkan hambatan, meningkatkan rasa pilihan mereka, dan mengerahkan keinginan mereka.
Teknik-teknik
Terapi
1.
Content
Analysis: Mengambil inti dari rekaman pernyataan klien untuk
ditabulasikan.
2.
Rating
Scales : Serangkaian
pernyataan yang berisi karakteristik yang akan diukur dengan cara menggambarkan
kekuatan atau kelemahan dari karakteristik tersebut dalam suatu kontinum.
3.
Q-Sort
Procedure : Klien diberi tumpukan kartu atau kertas yang berisi berbagai
pernyataan, lalu diminta untuk menyusun pernyataan-pernyataan tersebut dalam
suatu kontinum dari yang paling sesuai sampai yang paling tidak sesuai untuk
menggambarkan dirinya.
Daftar
Pustaka
- http://www.psikologizone.com/konseling-terapi-pendekatan-eksistensial/06511676
- Yusainy, Cleo. Psikoterapi: Pendekatan Eksistensial – Humanistik. Powerpoint.
- Feist., and Feist. 2010. Teori Kepribadian Edisi 7. Jakarta: Salemba Humanika.
- http://idolakonseling.weebly.com/uploads/1/1/2/5/11253075/teori_eksistensial-humanistik.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar