Laman

Rabu, 15 April 2015

Terapi Humanistik Eksistensial 2

 Artikel humanistik eksistensial telah di jelaskan gambaran umum terapi psikoanalisis eksistensial. Nah sekarang dalam artikel ini saya ingin memberikan yang lebih spesifik lagi. Selamat menikmati membacanya.

Konsep Dasar Pandangan Humanistik Eksistensial tentang Perilaku / Kepribadian
Humanistik eksistensial mengutamakan sikap yang menekankan pada pemahaman atas manusia. Terapi ini bukan merupakan terapi tunggal, melainkan suatu pendekatan yang mencakup terapi-terapi yang berlainan yang kesemuanya berlandaskan konsep-konsep dan asumsi-asumsi tentang manusia. Konsep-konsep utama ini yang menjadi landasan bagi terapis, yaitu:
-        Kesadaran Diri
Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan. Semakin kuat kesadaran diri seorang, maka akan semakin besar pula kebebasan.
-        Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasan
Kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab bisa menimbulkan kecemasan. Kecemasan ekstensial bisa diakibatkan karena keterbatasan dan kemungkinan yang tidak dapat dihindarkan untuk mati (nonbeing). Kesadaran atas kematian memiliki arti penting bagi kehidupan individu sekarang, sebab kesasaran tersebut menghadapkan individu pada kenyataan bahwa dia memiliki waktu yang terbatas untuk mengaktualkan potensi-potensinya.
-        Penciptaan Makna
Manusia unik berarti manusia berusaha untuk menentukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan. Manusia harus menghadapi kesendirian (lahir sendirian dan mati sendirian). Walau hakikatnya sendirian, manusia memiliki kebutuhan berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia merupakan mahluk rasional. Manusia juga berusaha untuk mengaktualkan diri yakni mengungkapkan potensi-potensi manusiawinya.

Pandangan Maslow tentang Motivasi
Teori kepribadian Maslow dibuat berdasarkan beberapa asumsi dasar mengenai motivasi yaitu:
  1. Pendekatan menyeluruh pada motivasi (holistic approach to motivation) 
  2. Motivasi biasanya kompleks atau terdiri dari beberapa hal (motivation is usually complex) 
  3. Orang-orang berulang kali termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan (people are continually motivated by one need or another) 
  4. Semua orang dimanapun termotivasi oleh kebutuhan dasar yang sama (all people everywhere are motivated by the same basic needs)
  5. Kebutuhan-kebutuhan dapat dibentuk menjadi sebuah hierarki (needs can be arranged on hierarchy).

Hierarki Kebutuhan
Konsep hierarki kebutuhan diungkapkan Maslow bahwa kebutuhan dilevel rendah harus terpenuhi atau paling tidak tercukupi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di level lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi.  Lima kebutuhan yang membentuk hierarki antara lain:
1)     Kebutuhan konatif (conative needs)
Kebutuhan ini memiliki karakter mendorong atau memotivasi. Kebutuhan ini sering disebut kebutuhan dasar yang dapat di bentuk menjadi sebuah hierarki (tangga) dimana anak tangga menggambarkan kebutuhan yang lebih tinggi, tetapi bukan merupakan kebutuhan untuk bertahan hidup.
Maslow mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan ini berdasarkan prapotensi dari masing-masing seperti 




·        Fisiologis (physiological)
Kebutuhan yang paling mendasar dari setiap manusia yang termasuk di dalamnya makanan, air, oksigen, mempertahankan suhu tubuh, dan lain sebagainya.
·        Keamanan (safety)
Ketika kebutuhan fisiologis tercapai, mereka termotivasi dengan kebutuhan akan aman. Yang termasuk dalam kebutuhan ini adalah keamanan fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan, dan kebebasan dari kekuatan-kekuatan yang mengancam, seperti perang, terorisme, penyakit, rasa takut, kecemasan, bahaya, kerusuhan, dan bencana alam. Kebutuhan akan hukum, ketentraman, dan keteraturan juga merupakan bagian dari kebutuhan kebutuhan akan keamanan (Maslow, 1970).
·        Cinta dan keberadaan (love and belongingness)
Setelah dua kebutuhan terpenuhi, mereka akan termotivasi akan cinta dan keberadaan seperti keinginan untuk berteman, keinginan untuk mempunyai pasangan dan anak, kebutuhan untuk menjadi bagian dari sebuah keluarga, perkumpulan, lingkungan masyarakat atau negara.
·        Penghargaan (esteem)
Setelah memenuhi kebutuhan cinta dan keberadaan, mereka bebas untuk mengejar kebutuhan penghargaan. Yang mencakup dalam penghormatan diri, kepercayaan diri, kemampuan dan pengetahuan yang orang lain hargai tinggi.
·        Aktualisasi diri (self actualization)
Ketika kebutuhan di level rendah terpenuhi, secara otomatis beranjak ke level berikutnya. Maslow (1950) berasumsi bahwa kebutuhan akan aktualisasi diri muncul jika penghargaan terpenuhi. Kebutuhan ini mencakup pemenuhan diri, sadar akan semua potensi diri, dan keinginan untuk menjadi sekreatif mungkin (Maslow, 1970)
2)     Kebutuhan estetika (aesthetic needs)
Kebutuhan ini tidaklah bersifat universal tetapi setidaknya beberapa orang disetiap kultur termotivasi oleh kebutuhan akan keindahan, dan pengalaman menyenangkan secara estetis (Maslow, 1967).
3)     Kebutuhan kognitif (cognitive needs)
Sebagian besar orang mempunyai keinginan untuk mengetahui, untuk memecahkan misteri, untuk memahami, dan untuk menjadi penasaran. Maslow (1968b,1970) percaya bahwa orang-orang yang sehat mempunyai keinginan untuk mengetahui lebih besar, berteori, membuktikan hipotesis, menyelesaikan misteri, atau mencari tahu tentang bagaimana suatu hal berfungsi hanya karena mereka penasaran.
4)     Kebutuhan neurotik (neurotic needs)
Jika ketiga kebutuhan diatas tidak dipenuhi, maka akan mengarahkan pada penyakit. Akan tetapi kebutuhan ini hanya mengarah pada kegagalan berkembangan dan penyakit (Maslow,1970). Kebutuhan ini memupuk gaya hidup yang tidak sehat dan tidak adanya keinginan berusaha memperoleh aktualisasi diri. Kebutuhan neurotik biasanya bersifat rektif yaitu kebutuhan yang berperan sebagai kompensasi atas kebutuhan-kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi. Contohnya seseorang yang tidak memenuhi kebutuhan akan keamanannya dapat mengembangkan keinginan yang kuat untuk mengumpulkan uang atau barang-barang atau barang-barang kepemilikannya. Dorongan mengoleksi ini merupakan kebutuhan neurotik yang dapat mengarah pada penyakit jika kebutuhan ini terpenuhi maupun tidak.

Aktualisasi Diri
Diatas telah di bahas sedikit tentang aktualisasi diri. Ternyata didalamnya,  aktualisasi diri memiliki kriteria aktualisasi diri seperti
1.      Terbebas dari psikopatologi atau penyakit psikologis
2.      Telah menjalani hierarki kebutuhan
3.     Orang-orang tersebut menjunjung nilai-nilai B
Orang-orang yang mengaktualisasi diri dalam daftarnya merasa nyaman dan menuntut kejujuran, keindahan, keadilan, kesederhanaan, dan kejenakaan.
4.     Menggunakan seluruh bakat, kemampuan, potensi dan lainnya.
Harus memenuhi kebutuhan mereka untuk tumbuh, berkembang, dan semakin menjadi apa yang mereka bisa.

Unsur-unsur Terapi
Munculnya masalah / gangguan
Ketika menekankan kebebasan bawaan manusia untuk memilih, bertanggung jawab atas pilihan mereka, dan hidup sangat banyak pada saat ini. Hidup sehat di sini dan sekarang menghadapkan kita dengan realitas eksistensial menjadi, kebebasan, tanggung jawab, dan pilihan, serta merenungkan eksistensi yang pada gilirannya memaksa kita untuk menghadapi kemungkinan pernah hadir ketiadaan.

Tujuan terapi       
  • Mengurangi rasa ketergantungan kepada orang lain dan untuk memotivasi individu menuju aktualisasi diri. 
  • Membantu menyadari keberadaanya dalam dunia: “Ini adalah saat ketika pasien melihat dirinya sebagai orang yang terancam, yang hadir di dunia yang mengancam dan sebagai subyek yang memiliki dunia”.  
  • Memperluas dan memperlebar lapangan visual pasien.

Peran terapis
  • Menantang klien untuk memeriksa kehidupannya dan mempertimbangkan kebebasan mereka yang terganggu. 
  • Membantu menghilangkan hambatan, meningkatkan rasa pilihan mereka, dan mengerahkan keinginan mereka.

Teknik-teknik Terapi
1.      Content Analysis: Mengambil inti dari rekaman pernyataan klien untuk 
                                     ditabulasikan.
2.      Rating Scales :  Serangkaian pernyataan yang berisi karakteristik yang akan diukur dengan cara  menggambarkan kekuatan atau kelemahan dari karakteristik tersebut dalam suatu  kontinum.
3.      Q-Sort Procedure  :  Klien diberi tumpukan kartu atau kertas yang berisi berbagai pernyataan, lalu diminta untuk menyusun pernyataan-pernyataan tersebut dalam suatu kontinum dari yang paling sesuai sampai yang paling tidak sesuai untuk menggambarkan dirinya.

Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar