Laman

Senin, 20 April 2015

Play Therapy





Salah satu cara anak-anak menumpahkan perasaan mereka dan mencari mekanisme yang dapat membantunya. Ini merupakan terapi yang berpusat pada anak. Sementara itu poin utamanya yaitu dengan realitas sederhana yang beranggapan bahwa terapi bermain yang berpusat pada anak merupakan permainan di sekitar anak-anak. Terapi ini digunakan sebagai psikoterapi untuk membantu anak-anak mengalami masalah trauma, keresahan, dan masalah mental.

Konsep dasar dalam terapi bermain
Landert (1991) menyatakan bahwa dalam Play therapy dikenal tiga pendekatan, yaitu
Non-directive (humanis).
Pendekatan non-directive dipelopori oleh Williamson dengan karakteristik sebagai berikut:
·         Pendekatan langsung (therapist-centered approach)
·         Pendekatan untuk segera melakukan tindakan (action approach),
·         Lebih bersifat behavioristik.

Terdapat beberapa langkah dalam pendekatan ini, yaitu:
·         Analisis        :  Mengumpulkan data dan semua sumber secara autoanamnesa 
                               (yang dikemukakan oleh klien sendiri) maupun alloanamnesa 
                               (yang dikemukakan oleh teman-teman, orang-orang disekitar 
                               klien).
·         Sintesis         :  Menghubungkan dan merangkum data.
·         Diagnosis     :  Mengidentifikasi masalah.
·         Prognosa      :  Antisipasi apakah permasalahan dapat diselesaikan dengan 
                               mudah.
·         Terapi           :  Membantu menyelesaikan masalah klien
·         Follow up     :  Tindak lanjut untuk mengevaluasi apakah yang diberikan 
                               dalam terapi dilakukan oleh klien. Tahap ini perlu 
                               dilakukan terus-menerus.

Directive (child centered play therapy)
Dikembangkan oleh Carl R. Rogers. Child-centered play therapy lebih memfokuskan pada anak daripada masalah yang muncul. Meskipun seringkali terapis yang sedang melakukan diagnosis dan asesmen menjadi kehilangan cara pandang ini, tetapi simptom/gejala dianggap tidak sepenting anak.

Eclectic.
         Pendekatan ini merupakan gabungan dari pendekatan directif dan non directif. Digunakan bila dalam terapi non directive anak kemudian diam tidak mau melanjutkan permainan, terapis dapat membantu dengan terapi directive. Terapis menggunakan cara yang dian tepat disesuaikan dengan kondisi klien dalam satu kegiatan terapi. Klien dapat mengikuti program terapis dengan rileks karena tidak ada paksaan, sehingga anak akan merasa membutuhkan terapis.

Unsur-unsur terapi
Tujuan terapi
Mengubah tingkah laku anak yang tidak sesuai menjadi tingkah laku yang diharapkan. Dengan terapi, anak mampu diubah perilakunya melalui cara yang menyenangkan dengan terapi bermain.
Tujuan utama dari terapi ini yaitu:
-          meningkatkan hubungan orangtua dengan anak.
-          untuk meningkatkan kepercayaan diri anak dan orang tua.
-          untuk meningkatkan kepercayaan.

Pada anak, bertujuan untuk membantu anak dalam:
-          Mengembangkan konsep diri yang lebih positif.
-          Asumsikan diri yang lebih besar tanggung jawab.
-          Menjadi lebih percaya mengarahkan.
-          Menjadi lebih-menerima diri.
-          Menjadi lebih mandiri.
-          Terlibat dalam diri ditentukan pengambilan keputusan.
-          Pengalaman perasaan kontrol.
-          Menjadi peka terhadap proses mengatasi.
-          Mengembangkan sumber internal evaluasi.
-          Menjadi lebih percaya diri.

Peran terapis
-          Fasilitator
-          Pemberi semangat.
-          Tempat anak mengexplorer di ruang bermain.

Teknik-teknik terapi
-        Mirroring
Anak dan terapis saling berhadapan. Kemudian terapis membuat gerakan dengan menggunakan tangan, kepala atau seluruh tubuhnya. Sementara sang anak mengikuti dan meniru gerakan tanpa menyentuh terapis. Setelah beberapa menit, posisi anak, mencerminkan posisi terapis. Kegiatan ini mensyaratkan konsentrasi dan kesadaran tertarik satu sama lain itu hampir dapat mengantisipasi mana yang lain akan bergerak.
-        Symbolic play techniques
Merupakan permainan yang secara simbolik memungkinkan anak untuk mengeluarkan kehidupan emosi mereka melalui permainan.
-        Play techniques using natural media
Lauretta Bender, 1954 mengungkapkan bahwa play therapy dapat dilakukan pada anak dari semua Negara dengan menggunakan pasir, batu, daun palm, salju atau kristal es. Hal ini mengingat bahwa bahan-bahan alam memiliki arti/makna bagi anak dan memiliki nilai terapuetik.
-        Drawing and art techniques
Menurut Shaw 1938, melukis dengan tangan memiliki fungsi terapuetik dan memunculkan katarsis. Tahun 1946 Jacob Arlow dan Asja Kadis, melihat bahwa finger painting dapat memproyeksikan dan mengekspresikan fantasi dan asosiasi bebas.
-        Storytelling, role playing, and imagery techniques
Mengeluarkan konflik di dalam diri, mengenalkan cara adaptasi yang lebih sehat, dengan bertujuan untuk memunculkan insight, menanamkan nilai-nilai dan keterampilan menyelesaikan masalah.
-        Board games
Cocok untuk anak pada masa laten agar dapat mengembangkan achievement, kompetensi, menguasai lingkungan, dan self-esteem.
-        Electronic techniques
Permainan elektronik menjadi alat untuk mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah, mengendalikan agresi, meningkatkan kemampuan berpikir, kerjasama dan nilai-nilai interpersonal.

Daftar Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar