Depresi adalah
keadaan patah hati atau putus asa yang disertai dengan melemahnya kepekaan
terhadap stimuli tertentu, pengurangan aktivitas fisik maupunmental dan
kesukaran dalam berpikir (Kartono dan Gulo, 2003). American Psychological
Association (APA) (2000) mendefinisikan depresi merupakan perasaan sedih
atau kosong yang disertai dengan penurunan minat terhadap aktivitasyang
menyenangkan, gangguan tidur dan pola makan, penurunan kemampuanberkonsentrasi,
perasaan bersalah yang berlebihan, dan munculnya pikiran tentang kematian atau
bunuh diri. Untuk lebih tahu secara spesifik tentang depresi, dibawah ini akan
dijelaskan.
Menurut Philip L. Rice (1999), depresi adalah gangguan mood,
kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir,
berperasaan dan berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood
yang
secara dominan muncul adalah perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan.
Teori
Diantara
berbagai teori tentang depresi, di bawah ini terdapat teori penyebab depresi
yang dalam psikologi terdapat suatu teori yang merupakan suatu penjelasan
mutakhir mengenai fenomena depresi, yakni:
Learned Helplessness
Dikembangkan
oleh M.E.P. Seligman yang memandang gangguan depresi berhubungan erat dengan
proporsi sense of control (keyakinan
diri sebagai penentu situasi yang dialami). Seseorang yang mengalami depresi
pada umumnya merasa tidak berdaya, kurang memiliki keyakinan sebagai penentu situasi di
sekelilingnya. Atau bahkan sebaliknya, ia merasa segala sesuatu bersandar
padanya.
Psikoanalitik (Freud)
Seseorang depresi kehilangan objek
cinta yang ambivalen baik nyata maupun imajinasi, maka ia akan bereaksi dengan
kemarahan yang tidak disadari dan kemudian diarahkan kepada dirinya sendiri.
Ini menyebabkan penurunan harga diri dan depresi.
Kognitif
Mendalilkan suatu “trias kognitif”
pada persepsi yang terdistorsi, yaitu interpretasi negatif seseorang tentang
pengalaman hidupnya menyebabkan penurunan nilai dirinya sehingga menyebabkan
depresi
Penyebab
Faktor pemicu
munculnya depresi berbeda-beda. Depresi bisa terjadi pada usia berapa pun,
risiko mengalaminya akan meningkat seiring dengan usia. Faktor depresi biasanya
juga merupakan salah satu dari reaksi atas kehilangan. Contoh seseorang
mengalami depresi yaitu ketika:
-
Kematian orang yang
dicintai.
-
Kehilangan rumah atau
tempat usaha karena kebakaran.
-
Kehilangan sumber
financial.
-
Kehilangan popularitas
atau kesuksesan yang telah di raih.
-
Dan lain-lain.
Depresi juga di
akibatkan dari kombinasi beberapa faktor. Depresi tidak hanya disebabkan oleh
satu kejadian saja. Dalam
kehidupan individu ada priode-priode kritis yang berpengaruh pada perkembangan
mental individu itu sendiri, kurangnya kasih sayang dan perhatian dari figure
yang penting bagi individu pada periode kritis akan mempengruhi depresi
pada masa yang akan datang. Pada saat individu merespon kembali situasi
serupa yaitu kurang kasih sayang dan perhatian, maka individu mempunyai
kecenderungan depresi lebih tinggi dari pada orang yang tidak mengalami situasi
demikian. Depresi dapat juga timbul dari beberapa faktor dalam maupun luar.
Beberapa faktor tersebut antara lain:
·
Marah dan benci pada pasangan yang telah meninggalkannya
·
Rasa bersalah dan kehilangan pasangan
·
Lingkungan dan keluarga yang tidak sesuai dengan individu
Gejala Depresi
Adapun gejala-gejala depresi
berdasarkan DSM IV-TR (APA, 2000) sebagai berikut:
-
Perubahan pada mood,
-
Perubahan dalam
motivasi
-
Perubahan pada kognitif
-
Perubahan pada fisik
dan psikomotorik
Ciri-ciri Depresi
Menurut John C.
Nemiah, MD, (1961) dalam bukunya “Foundation
of Psychopatology” menyebutkan ciri-ciri individu mengalami depresi akut
antara lain:
-
Perasaan yang sangat
mendalam dan berkepanjangan.
-
Merasa terpisah,
kehilangan kontak emosi dengan orang lain, dan merasa
kesepian.
kesepian.
-
Kehilangan minat
terhadap apa yang ada disekelilingnya: dunia terasa
sebagai tempat yang mati
sebagai tempat yang mati
-
Surutnya perasaan akan
diri sendiri sebagai orang yang berharga, merasa
kecil, lemah, tak berdaya secara mental.
kecil, lemah, tak berdaya secara mental.
-
Lemah dalam usaha dan
konsentrasi, sulit berpikir logis.
-
Pikiran-pikiran yang
berkembang berifat melankolis dan suram.
Ciri
lainnya yaitu:
- Perubahan kemampuan kognitif,
- Fungsi vegetatif (tidur, selera makan, aktifitas seksual dan
ritme biologis
lainnya).
lainnya).
Ini menyebabkan masalah dalam hubungan interpersonal,
sosial, serta pekerjaan. Dan juga berkaitan dengan gangguan psikologis lainnya
seperti serangan panik, penyalahgunaan obat, gangguan seksual, serta gangguan
kepribadian.
Aspek Depresi
Depresi terdapat beberapa aspek
yang mempengaruhinya. Aspek-aspek tersebut antara lain:
1. Emosional
· Perasaan kesal dan marah
Menggambarkan keadaan sedih, bosan dan kesepian
yang dialami individu baik yang sementara maupun terus menerus.
· Perasaan negatif terhadap diri sendiri
Mungkin berhubungan dengan perasaan sedih yang
dijelaskan di atas hanya berbeda ini di tujukan pada diri sendiri.
· Hilangnya rasa puas
Kehilangan kepuasan atas apa yang dilakukan.
Ini dapat
terjadi pada setiap kegiatan yang dilakukan termasuk hubungan psikososial
seperti aktifitas yang menuntut adanya tanggung jawab.
· Hilangnya keterlibatan emosional
Keterlibatan emosional dalam melakukan suatu
pekerjaan atau hubungan dengan orang lain hal ini disertai dengan hilangnya
kepuasan diatas. Hal ini di manifestasikan
dalam aktifitas tertentu, kurangnya perhatian atau rasa keterlibatan emosi terhadap orang lain.
· Cenderungan untuk menangis di luar kemauan.
Gejala ini banyak di alami
oleh penderita depresi khususnya wanita.
oleh penderita depresi khususnya wanita.
2. Kognitif
-
Rendahnya evaluasi diri.
- Citra tubuh yang
terdistorsi : Ini sering
terjadi pada wanita lansia,
mereka merasa dirinya jelek dan
tidak menarik.
mereka merasa dirinya jelek dan
tidak menarik.
-
Harapan yang negatif.
-
Menyalahkan dan mengkritik diri sendiri.
3. Motivasional
Meliputi
pengalaman yang di sadari penderita yaitu tentang usaha,
dorongan dan keinginan. Ciri utamanya sifat regresif motivasi penderita tampaknya menarik diri dari
aktivitas yang menuntut adanya suatu tanggung jawab inisiatif bertindak atau
adanya energi yang kuat
Contoh
kasus
Dalam
contoh kasus depresi, saya akan bercerita pengalaman seseorang. Sebut saja
pengalaman Rahma. Rahma putus dari kekasihnya (sebut
saja Mike) pada November 2012 lalu. Mike adalah seniornya di kampus, usianya
dua tahun lebih tua. Hubungan mereka berakhir setelah terjalin selama dua tahun
tiga bulan. Mike yang memutuskan cintanya dari Rahma.
Diputuskan oleh
seseorang yang sangat disayanginya, membuat Rahma jadi tidak percaya diri dan
terus menyalahkan diri sendiri. Bahkan dukungan teman-teman, sahabat, keluarga
pun tidak cukup, dia mengaku akan kembali sedih jika tidak dikelilingi orang
lain. Puncak kegalauannya terjadi ketika Rahma sempat beberapa hari tidak masuk
kuliah dan hanya menyendiri di kamarnya. Setelah beberapa hari absen kuliah,
dia tiba-tiba harus dirawat di rumah sakit karena gangguan pada lambung yang
disebabkan kurangnya cairan dan makanan yang dikonsumsi.
Tidak sampai di
situ, bahkan Rahma sempat menanyakan masalah cinta ini ke peramal tarot terkenal
dengan harga yang tidak murah. "Yah sampai keperamal soalnya penasaran,
dan tahu kalau dia mungkin masih sayang sama kita itu bikin perasaan lebih baik
gitu," kata Rahma.
Analisis
kasus
Dari
contoh kasus di atas terlihat bahwa Rahma mengalami depresi. Depresi yang di
alami Rahma disebabkan oleh kehilangan pasangan, adanya rasa bersalah, serta lingkungan tidak sesuai
dengan yang diinginkan individu. Gejala yang di alami Rahma terlihat dimulai
dari perubahan mood setelah tidak ada
orang lain didekatnya, serta tidak adanya motivasi untuk bergaul dengan teman,
yang diinginkan hanyalah menyendiri. Berdasarkan teori penyebab depresi Rahma
masuk dalam Psikoanalitik (Freud), ia
kehilangan objek cintanya yang nyata. Sehingga, ia bereaksi dengan kemarahan
yang tidak disadari dan kemudian diarahkan kepada dirinya sendiri mengakibakan
dia harus dirawat di rumah sakit karena kurangnya cairan dan makanan yang
dikonsumsinya.
Daftar
Pustaka
-
Widyarini, Nilam. (2009).
Kunci Pengembangan Diri. Jakarta: PT.
Elex
Media Komputindo.
Media Komputindo.
-
Tomb, David A. (2000). Buku Saku
Psikiatri Edisi 6. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Kedokteran EGC.
- Fitriani,
Ayu., dan Nurul Hidayah. (2012). Kepekaan Humor dengan
Depresi Pada Remaja Ditinjau Dari Jenis Kelamin. Humanitas, Vol.
IX No.1 Januari 2012.
Depresi Pada Remaja Ditinjau Dari Jenis Kelamin. Humanitas, Vol.
IX No.1 Januari 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar